REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Tentara Israel menolak mengungkapkan jumlah tentara cadangan yang bergabung dengan dinas pekan ini, meskipun ada sekitar 60 ribu orang yang dipanggil berdasarkan Perintah 8, sebagai persiapan peluncuran Operasi Kereta Gideon 2, yang bertujuan untuk menduduki Kota Gaza.
Persiapan ini dilakukan di tengah-tengah kondisi kelelahan yang luar biasa di jajaran pasukan dan keausan peralatan militer terutama kendaraan lapis baja Tiger dan tank Merkava, di samping kekurangan buldoser dan alat berat yang parah.
Lembaga Militer mengakui ada "erosi yang luar biasa" dalam tenaga kerja dan sarana tempur.
Kekurangan buldoser yang parah disebabkan larangan yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, bagaimanapun, Lembaga Militer mengindikasikan bahwa 65 buldoser tiba di Israel setelah dimulainya pemerintahan Presiden Donald Trump.
تحذير عاجل من المقاومة للجمهور الإسرائيلي
لأول مرة يستخدم القسام رمز QR بطريقة ذكية جدًا، عند مسحه يوصلك إلى صفحة للجيش الإسرائيلي تحتوي على قائمة بأسماء القتلى الجنود الإسرائيليين وصورهم.
وتعني إلى أن الأسرى، في حال توسعت العملية، سيكونون ضمن القتلى في تلك القائمة. التوسع… pic.twitter.com/IQUpFYpnzX
— Tamer | تامر (@tamerqdh) September 3, 2025
Dalam hal meningkatkan kemampuan lapangan dan mengisi kekurangan peralatan militer, tentara Israel mengungkapkan rencana membeli puluhan ribu drone kecil, termasuk drone bunuh diri yang membawa muatan peledak dengan berat sekitar dua kilogram.
BACA JUGA: Jumlah Bayi Bernama Muhammad Melonjak 700 Persen di Wilayah Eropa, Pertanda Apa?
IDF juga mengungkapkan niatnya untuk membeli perangkat penglihatan malam yang canggih, puluhan ribu helm pelindung dan baju besi, serta lebih dari seribu kendaraan militer Hummer.
Berikut ini beberapa fakta yang membuktikan kelemahan tentara Israel di Kereta Gideon 2:
Ikuti Whatsapp Channel Republika