Senin 01 Sep 2025 18:17 WIB

Nampan MBG Diduga Berbahan Babi, Pakar IPB: Kadang Lemak Hewani Digunakan untuk Industri Kecil

Isu ini dinilai tak hanya menyangkut aspek kehalalan tetapi juga keamanan pangan.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas mendata paket makanan bergizi gratis yang akan dibagikan di SMP Negeri 2 Berastagi, Karo, Sumatera Utara, Rabu (16/7/2025). Badan Gizi Nasional (BGN) bersama yayasan Agro Citra Simalem Lestari meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyasar 3.400 siswa dari 7 sekolah di kawasan Kota Berastagi untuk meningkatkan kualitas gizi pelajar di daerah tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Petugas mendata paket makanan bergizi gratis yang akan dibagikan di SMP Negeri 2 Berastagi, Karo, Sumatera Utara, Rabu (16/7/2025). Badan Gizi Nasional (BGN) bersama yayasan Agro Citra Simalem Lestari meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyasar 3.400 siswa dari 7 sekolah di kawasan Kota Berastagi untuk meningkatkan kualitas gizi pelajar di daerah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Adanya dugaan penggunaan lemak babi (lard oil) dalam proses produksi nampan  (food tray) stainless steel impor untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai perhatian serius.

Isu ini tidak hanya menyangkut aspek kehalalan, tetapi juga keamanan pangan (thayyib) yang menjadi satu kesatuan dalam konsep halalan thayyiban.

Baca Juga

Pakar kemasan pangan IPB University sekaligus auditor halal LPPOM, Prof Nugraha Edhi Suyatma menegaskan, pentingnya verifikasi menyeluruh terhadap produk nampan yang digunakan anak-anak sekolah. 

“Isu ini tidak hanya menyangkut aspek kehalalan, tetapi juga menyangkut keamanan pangan atau thayyib, yang merupakan dua hal tak terpisahkan dalam konsep halalan thayyiban,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (1/9/2025).

 

Isu dugaan penggunaan minyak babi tersebut mengemuka setelah hasil investigasi Indonesia Business Post (IBP) menyoroti pusat produksi baki stainless steel di kawasan industri Chaoshan, Guangdong, Tiongkok. Investigasi itu menyebut adanya potensi penggunaan pelumas berbasis lemak hewani, termasuk minyak babi, dalam proses stamping dan forming.

Menurut Nugraha, penggunaan pelumas menjadi titik kritis kehalalan produk. Industri modern biasanya memakai pelumas mineral oil atau sintetis yang aman dan layak untuk bahan makanan (food grade). Meski demikian, untuk industri kecil, pelumas berbasis lemak hewani kadang dipakai demi menekan biaya produksi.

“Meski ada tahap pembersihan, penggunaan bahan ini tetap menimbulkan keraguan dari aspek kehalalan,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement