REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— "Tolong bawakan aku makanan sebelum aku mati kelaparan, saya berada di ambang kematian dan hidup di neraka."
Dengan kata-kata ini, tentara Israel yang ditangkap, Rom Barislavsky memohon kepada pemerintahnya.
Dikutip dari Aljazeera, Jumat (1/8/2025), Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam menggambarkannya sebagai pesan terakhir sebelum kehilangan kontak dengan para penculiknya di Jalur Gaza.
Brigade Al-Quds merilis sebuah video tawanan Israel berusia 22 tahun penduduk Yerusalem yang diduduki. Barislavsky
muncul di tempat penahanannya, menangis, lelah dan letih saat dia berguling-guling di tempat tidurnya.
Video tersebut diberi judul "Gaza. Membunuh karena Kelaparan" yang merujuk pada kondisi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza.
Tahanan tersebut menegaskan bahwa dia telah ditahan oleh Brigade al-Quds selama lebih dari satu tahun dan 9 bulan. Dia mengatakan penderitaannya dimulai setelah apa yang dia sebut sebagai operasi "Kereta Gideon".
BACA JUGA: Saat Pejuang Berjuang dan Rakyat Gaza Dibantai, Abbas Sibuk Bahas Kekuasaan, Hamas Meradang
Barislavsky menggambarkan kondisi kesehatannya yang memburuk.
"Saya tidak dalam kondisi yang baik, ada rasa sakit di kaki saya dan rasa sakit di tangan saya, setiap kali saya mencoba untuk bangun dan pergi ke kamar mandi, saya merasa pusing dan jatuh, saya tidak bisa bernapas dan saya tidak bisa melanjutkan hidup."