REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tak kuasa menahan haru saat membicarakan program Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Bagi Erick, program tersebut mengingatkan pada perjalanan hidup ayahnya, Almarhum Haji Muhammad Teddy Thohir, yang berasal dari keluarga miskin dan harus merantau demi pendidikan.
"Saya terharu ketika Bapak Presiden bicara kepada saya, 'Pak Erick ini bukan sekadar istilahnya pendidikan sajan tapi ini sebuah perjuangan dan memastikan kita hadir di bawah. Yang miskin tidak boleh terus miskin dan bodoh'," ujar Erick saat berbincang dengan Republika di Jakarta, Jumat (1/8/2025).
Erick menyampaikan realitas tersebut pernah dialami sang ayah yang terpaksa harus merantau dari kampung halamannya di Gunung Sugih, Provinsi Lampung. Pada usia sembilan atau sepuluh tahun, sang Ayah pergi ke Bandar Lampung untuk pendidikan SMP.
"Karena di kampung beliau tidak ada SMP. Beliau merantau ke Bandar Lampung untuk mencari SMP. Lalu beliau mencari lagi SMA di Pulau Jawa," ucap Erick.
Erick mengatakan sang Ayah pun selalu menegaskan betapa pentingnya pendidikan. Erick menyampaikan pendidikan akan menjadi pintu dalam mengubah seseorang untuk bisa lebih berkontribusi bagi negara.
"Orang tua saya bilang pendidikan itu utama. Karena kamu itu dihargai karena kapabilitas, rekam jejak, bukan uang. (Sekolah Rakyat) ini hal yang benar-benar buat saya sentimental," sambung Erick.
