REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melaksanakan sosialisasi produk halal dengan menyasar 60 pelaku usaha, untuk membangun usaha mikro kecil menengah (UKM) berdaya saing dengan mendorong sertifikasi halal khususnya pelaku usaha mikro yang baru memulai usaha kuliner.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram H Lalu Alwan Basri dan dihadiri para narasumber yakni LP POM MUI NTB Fery Zulaikhah, Lembaga Halal Universitas Nahdlatul Ulama NTB DR Duwi Purwanti dan serta Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Usaha Kecil Menengah (DisperinkopUKM) H Muhammad Ramadhani di Mataram, Rabu.
Dalam kesempatan itu, Sekda mengatakan, kegiatan bertemakan "UMKM halal, ekonomi kota tumbuh dalam keberkahan", diharapkan menjadi salah satu upaya akselerasi dalam sertifikasi halal bagi pelaku UMKM yang ada di Kota Mataram.
"Ini jadi bagian komitmen Pemerintah Kota Mataram membangun UMKM berdaya saing dengan mendorong sertifikasi halal bagi pelaku usaha mikro yang baru memulai usaha kuliner," katanya.
Sementara Lembaga Halal Universitas Nahdlatul Ulama NTB DR Duwi Purwanti menyampaikan produk halal saat ini bukan semata mata soal keyakinan tapi telah dituntut menjadi gaya hidup. "Halal is my Life," katanya.
Di samping, dia mengatakan, saat ini telah dibuat kemudahan pengurusan sertifikasi halal khususnya bagi pelaku usaha mandiri (self declare), dengan mendapat subsidi sebesar Rp230.000 dari anggaran APBN pemerintah per satu produk.
"Dengan kemudahan itu, kami berharap target 100 persen UMKM halal pada Oktober 2026 bisa tercapai. Apalagi kuota sertifikat halal bagi UMKM di NTB belum dimanfaatkan maksimal," katanya.
Untuk menindaklanjuti hal itu, Kadis PerinkopUKM Kota Mataram HM Ramadhani mengusulkan tindak lanjut dari sosialisasi dengan mencoba fokus pada satu kawasan untuk dijadikan percontohan.
Dengan mengusulkan pelaku usaha kuliner di eks pelabuhan Ampenan sebagai kawasan KHAS (kuliner halal aman dan sehat) sebagai aksi nyata dalam waktu jangka pendek.
"Kami harapkan, itu bisa mendukung pariwisata halal dan memperkuat branding kawasan eks pelabuhan Ampenan agar semakin memiliki daya saing dengan destinasi wisata lain di pulau Lombok," katanya.
Di sisi lain, Dhani menambahkan, sebanyak 60 peserta yang mengikuti sosialisasi halal tersebut berasal dari berbagai organisasi dan jenis pelaku usaha.
Kegiatan tersebut ditutup dengan komitmen bersama UMKM halal harus menjadi prioritas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kota yang tumbuh merata dan berkah bagi semua lapisan masyarakat.
"Kegiatan itu dilaksanakan bekerja sama dengan Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah Kota Mataram, dan Lembaga Halal Center UNU NTB," katanya.