REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Perempuan ICMI Bersama Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) berkolaborasi dengan Masjid Raya Palapa Baitussalam menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Restorasi Akhlaq di Dunia Maya: Bicara Bijak, Anak Terlindungi”.
Salah satu sorotan utama acara ini adalah pemaparan dari Ketua DPP Perempuan ICMI, Dra Welya Safitri M.Si, yang menegaskan peran vital perempuan dalam menata kembali etika komunikasi di dunia digital.
“Perempuan adalah penjaga akhlak generasi. Di rumah, mereka menjadi guru pertama. Di masyarakat, mereka adalah penyejuk dalam konflik. Kita tak bisa hanya diam melihat narasi digital yang penuh kebencian dikonsumsi anak-anak setiap hari,” ujar Welya Safitri saat menyampaikan materinya dalam forum yang dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai komunitas.
Dalam paparannya, Welya menyoroti, perempuan memiliki kepekaan moral dan emosional yang kuat, menjadikan mereka aktor strategis dalam restorasi etika digital.
Ia menekankan pentingnya literasi akhlak di kalangan ibu, pendidik, dan tokoh komunitas perempuan untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif dunia maya yang semakin kompleks.
Diskusi ini juga menyuarakan kekhawatiran atas makin maraknya konten digital yang mempertontonkan konflik terbuka antar publik figur, ujaran sarkasme, bahkan ancaman kepada anak-anak.
“Kita sedang menyaksikan krisis empati dalam peradaban digital. Ini saatnya perempuan bangkit, mengajak keluarga untuk bermedia sosial dengan adab dan keteladanan,” tegas Welya yang dikutip Rabu (30/7/2025).
Acara yang berlangsung di Aula Masjid Raya Palapa Baitussalam, Jakarta Selatan ini, turut menghadirkan Kawiyan (Komisioner KPAI) dan Azimah Subagijo (Ketua MTP) sebagai narasumber. Diskusi interaktif, kuis edukatif, serta pembacaan komitmen restorasi akhlaq digital menjadi rangkaian kegiatan yang sarat makna.
Perempuan ICMI mengajak seluruh lapisan masyarakat — khususnya kaum perempuan — menjadikan ruang digital sebagai ladang dakwah, edukasi, dan pembentukan karakter anak-anak bangsa yang berakhlak mulia.
Di akhir sesi, ratusan peserta yang hadir mendeklarasikan kesepakatan untuk bersama-sama mewujudkan restorasi akhlak di dunia digital, untuk menjaga dan memperbaiki moralitas serta akhlak anak-anak Indonesia.
Perempuan ICMI adalah organisasi yang merupakan bagian dari Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), yang berfokus pada pemberdayaan perempuan muslim di berbagai bidang.
Perempuan ICMI bertujuan memberdayakan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Perempuan ICMI terlibat dalam berbagai kegiatan seperti seminar, pelatihan, dan advokasi untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan.
Organisasi ini juga aktif menyuarakan berbagai isu yang berkaitan dengan perempuan dan keluarga, serta memberikan solusi dan rekomendasi.
ICMI akan selalu hadir untuk memberikan solusi dan kontribusi terbaik bagi bangsa Indonesia. ICMI yang berlandaskan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan berbasis kecendekiaan akan selalu berperan aktif mendorong kebaikan untuk bangsa dan negara.