Selasa 29 Jul 2025 18:38 WIB

Israel Kembali Tutup Celah Perundingan, Apa Sebabnya?

Israel terus lakukan serangan intensif Gaza.

Warga membawa karung tepung yang diturunkan dari konvoi bantuan kemanusiaan yang mencapai Kota Gaza dari Jalur Gaza utara, Selasa, 22 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga membawa karung tepung yang diturunkan dari konvoi bantuan kemanusiaan yang mencapai Kota Gaza dari Jalur Gaza utara, Selasa, 22 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar muncul pada 25 Juli 2025 lalu di tengah-tengah rumor dan suasana negatif yang diciptakan oleh utusan Amerika Serikat Steve Witkoff, dan Presiden Trump yang menuduh Hamas tidak ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, serta ancamannya akan membinasakan gerakan perlawanan itu.

Pernyataan tersebut dikeluarkan atas nama bersama Qatar dan Mesir, bahwa negosiasi telah mengalami kemajuan.

Baca Juga

“Kebocoran media” tidak mencerminkan kenyataan negosiasi dan bertujuan untuk memengaruhi dan merusaknya, serta bahwa kepergian delegasi untuk berkonsultasi kemungkinan akan dilanjutkan dengan gelombang negosiasi berikutnya.

Informasi penting

Bashar Bahbah, seorang pengusaha Amerika keturunan Palestina yang bekerja sama dengan Steve Witkoff mengungkapkan apa yang didengarnya dari kedua mediator Qatar-Mesir dalam mendekatkan pandangan antara kedua belah pihak. Tak lama setelah pernyataan bersama muncul. Bahbah mengatakan:

“Tanggapan Hamas positif dan dapat dijadikan dasar untuk mencapai kesepakatan dalam waktu dekat. Tanggapan Hamas tidak kaku, artinya mereka siap untuk bernegosiasi dalam tanggapan tersebut.”

“Ketika mereka menyampaikan tanggapan Hamas kepada Israel, mereka (yakni Israel kepada Qatar dan Mesir) mengatakan, “Tanggapan Hamas dapat ditangani dengan hati-hati dan positif.”

Bahbah menambahkan, “Hamas mengatakan bahwa masalah tawanan tidak akan menjadi hambatan bagi kesepakatan, karena peta jauh lebih penting. Hamas tidak ingin adanya kehadiran Israel di kawasan permukiman di Gaza.”

Dalam penjelasan dari Bahbah, juga terdapat tanggapan terhadap sumber-sumber Israel yang menyatakan bahwa penyebab terhambatnya negosiasi adalah syarat-syarat Hamas dan kekakuan mereka dalam kriteria pembebasan tahanan.

Hal ini dibantah oleh Hamas dengan menegaskan bahwa masalah tahanan tidak dan tidak akan dibahas sebelum kesepakatan mengenai ketentuan perjanjian kerangka kerja terkait penghentian perang, penarikan pasukan, dan bantuan terlebih dahulu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement