REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh situs web Ynet dari surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, penulis Chen Artzi Srour mengungkapkan peningkatan tajam dalam tingkat keruntuhan psikologis prajurit cadangan yang bertugas di Gaza.
Dia menyebut, tentara yang telah berpartisipasi dalam perang di Jalur Gaza selama berbulan-bulan, dalam apa yang dia gambarkan sebagai perang tanpa akhir itu semakin terpuruk.
Penulis berbicara tentang trauma diam yang dialami para prajurit. Banyak dari mereka yang kembali dari medan perang tampaknya berada dalam keadaan mati rasa dan terlepas dari kenyataan.
Bahkan mereka menyerupai zombie karena akumulasi dari apa yang dikenal sebagai trauma berkepanjangan.
Dia mengulas kesaksian para tentara dan perwira yang tidak lagi dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka setelah berbulan-bulan bertempur.
Beberapa orang ditemukan berkeliaran di jalanan dalam keadaan tidak sadarkan diri, sementara yang lain kehilangan kemampuan untuk menangis atau bahkan merasa sedih saat menerima berita kematian orang-orang terdekat mereka.
BACA JUGA: Saat Pejuang Berjuang dan Rakyat Gaza Dibantai, Abbas Sibuk Bahas Kekuasaan, Hamas Meradang
Kesaksian
Dalam sebuah kesaksian, seorang prajurit menggambarkan saat-saat tanpa emosi yang dialaminya.
Suatu ketika, sang prajurit itu menabrak seorang bayi yang baru berusia beberapa pekan dalam sebuah penggerebekan di sebuah rumah di Gaza.