REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Militer Penjajah Israel untuk pertama kalinya mengakui adanya pengurangan besar-besaran pasukan di tengah serangan militer yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, lapor kantor berita Anadolu, mengutip media Israel.
"Untuk pertama kalinya, tentara Israel mengakui bahwa pasukannya telah berkurang secara signifikan. Diperkirakan kekurangan sekitar 7.500 tentara," tulis harian berbahasa Ibrani, Maariv, menurut Anadolu yang dikutip Republika di Jakarta.
Saat ini, penjajah mengalami kekurangan 300 komandan peleton di unit-unit tempur di seluruh pasukan daratnya, ungkap laporan tersebut.
Tentara mengakui sulit untuk meyakinkan prajurit yang cakap untuk bergabung dengan program pelatihan perwira. Laporan tersebut menambahkan bahwa mereka telah menunjuk sersan berpengalaman sebagai penjabat komandan peleton untuk mengisi kekosongan tersebut.
Korps Zeni Tempur
Mengutip artikel Maariv, Al Mayadeen juga melaporkan kekurangan tersebut terbilang sangat kritis di Korps Zeni Tempur. Di korps tersebut, terjadi kekurangan pemimpin peleton dan tim yang memiliki spesialisasi dalam operasi teknik dan penjinakan bahan peledak.
Maariv dilaporkan menambahkan bahwa kekurangan lainnya terletak pada kepemimpinan di tingkat kompi, menurut laporan Anadolu.
"Dalam beberapa bulan terakhir, tentara terpaksa menugaskan perwira ke posisi di unit reguler dan cadangan yang belum menyelesaikan kursus komandan kompi resmi," kata surat kabar itu.