REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Raja Charles mengatakan dunia perlu lebih menghormati dan memahami agama Islam pada saat hubungan global yang retak.
Dia berbicara di sebuah pusat di Oxford yang telah menghabiskan empat dekade terakhir untuk mempromosikan toleransi dan pemahaman tentang dunia Islam, London, Kamis (18/7/2025).
Pusat Studi Islam Oxford, di mana Raja menjadi pelindungnya, didirikan pada 1985. Di organisasi inilah Raja, sebagai Pangeran Charles, menyampaikan pidato yang terkenal pada 1993 tentang kesalahpahaman Barat terhadap Islam. Hari ini dia memuji kerja tak kenal lelah dari pusat studi tersebut.
Raja berkata, "Komitmen berkelanjutan dari pusat penelitian ini terhadap beasiswa yang obyektif dan kerja sama internasional, yang ditopang oleh prinsip-prinsip dialog, pemahaman yang mendalam, dan saling menghormati, menjadi semakin penting di dunia saat ini."
Pidatonya, dan resepsi untuk menandai ulang tahun ke-40 organisasi ini dihadiri oleh para pemimpin dari semua agama termasuk Uskup Oxford, Stephen Croft dan Sultan Muhammad Sa'ad Abubakar III, pemimpin spiritual komunitas Muslim Nigeria yang berbicara menentang kelompok-kelompok teroris seperti Boko Haram.
Dengan ketegangan yang sedang berlangsung di dunia, termasuk di Israel, Gaza, Yaman dan Iran, Raja memuji mereka yang bekerja untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih besar antara agama.
"Saya tidak perlu mengatakan bahwa saya sangat berbesar hati bahwa pusat ini terus memainkan peran penting dalam upaya yang sangat penting secara global," katanya.
BACA JUGA: Media Ungkap Ali Khamenei akan Lakukan Serangan Balasan Mendadak ke Israel
Pusat Studi Islam Oxford berperan sebagai 'titik temu' antara dunia Barat dan Islam, dan melalui pengajaran dan kuliahnya, sebagai bagian dari Universitas Oxford, pusat ini berkontribusi pada studi dunia Islam.
Raja menganggap serius peran tidak resminya sebagai perwakilan dari semua agama, di samping peran konstitusionalnya sebagai Penguasa, yang merupakan Gubernur Tertinggi Gereja Inggris.
