REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap kali memasuki Tahun Baru Islam, umat Islam di seluruh dunia kembali mengenang peristiwa besar dalam sejarah Islam, yaitu Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Hijrah ini bukan sekadar perjalanan fisik untuk menyelamatkan diri dari tekanan kafir Quraisy, tetapi merupakan tonggak perubahan besar bagi perjalanan dakwah Islam dan peradaban dunia.
Hijrah tidak hanya berdampak pada masyarakat Arab kala itu, tetapi juga membawa perubahan sosial, politik, dan budaya yang meluas hingga memengaruhi wajah peradaban global.
Sepanjang sejarah Islam, Hijrah menjadi titik transisi penting yang membedakan antara dua fase besar dalam dakwah Rasulullah SAW, yaitu fase Makkah dan fase Madinah.
Di Makkah, dakwah berlangsung secara personal, sembunyi-sembunyi, dan menghadapi penindasan hebat. Sementara di Madinah, dakwah Islam berkembang menjadi gerakan terorganisasi dalam bentuk negara yang kokoh.
Mengutip laman About Islam, Sabtu (28/6/2025), peristiwa Hijrah menandai enam perubahan besar yang sangat berpengaruh dalam sejarah Islam. Berikut ini transformasi yang dimaksud.
Dari lemah menjadi kuat
Umat Islam yang semula lemah, tertindas, bahkan dibunuh oleh kaum Quraisy, berubah menjadi kelompok yang kuat. Di Madinah, mereka memiliki hak untuk membela diri dan membangun kekuatan menghadapi musuh.
Dari dakwah personal ke kelembagaan
Jika di Makkah dakwah dilakukan secara individu atau kelompok kecil, maka di Madinah dakwah menjadi tugas negara yang terorganisasi, sistematis, dan berskala besar.
Dari minoritas-terancam ke kekuatan regional
Umat Islam yang awalnya minoritas dan dikepung musuh, berubah menjadi kekuatan regional yang memiliki struktur kepemimpinan yang kuat serta didukung banyak pengikut dan sekutu.
Dari lokal ke global
Fokus dakwah yang sebelumnya terbatas pada Quraisy dan suku-suku di sekitar Makkah berkembang menjadi dakwah universal. Islam mulai menjangkau kawasan Persia, Mesir, dan Bizantium.
Dari komunitas ke negara
Umat Islam berubah dari sekadar komunitas menjadi ummah (bangsa) yang memiliki sistem pemerintahan, hukum, dan tatanan sosial yang jelas.
Membentuk peradaban komprehensif
Islam tidak lagi dipahami hanya sebagai agama ritual, tetapi sebagai panduan hidup menyeluruh yang mencakup aspek spiritual, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.