Rabu 25 Jun 2025 05:53 WIB

Membudayakan STBM di 'Kampung Edukasi Sampah'

Kampung di Sidoarjo ini membudayakan sanitasi total yang berbasis masyarakat (STBM).

Kampung Edukasi Sampah di Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, turut serta dalam ajang STBM Award 2025.
Foto: ist
Kampung Edukasi Sampah di Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, turut serta dalam ajang STBM Award 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Kampung Edukasi Sampah di RT 23/RW 07 Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), menjadi salah satu lokasi verifikasi lapangan dalam ajang STBM Award 2025. Perlombaan ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Verifikasi menjadi bagian dari penilaian nasional terhadap keberhasilan pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Di Kabupaten Sidoarjo, tim verifikator nasional hadir di lokasi pada 23 Juni 2025.

Baca Juga

Tidak seperti kebanyakan program sanitasi yang menitikberatkan pada pembangunan fisik, Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo ini berupaya menumbuhkan perilaku sehat dan kesadaran warga sebagai fondasi utama.

Kelima pilar STBM telah diterapkan secara menyeluruh; mulai dari kepemilikan jamban sehat di tiap rumah, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, pengelolaan makanan dan minuman secara higienis, pengolahan sampah rumah tangga, hingga pengelolaan limbah cair yang ramah lingkungan.

Menurut pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah, Edi Priyanto, keberhasilan kampung ini bukan semata hasil pembangunan fasilitas. Ini menjadi buah dari proses membangun kesadaran secara perlahan dan kolektif.

“Kami tidak sedang mengejar penghargaan, tapi ingin membuktikan bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama dan konsisten,” ujar Edi, dikutip dari siaran pers, Selasa (24/6/2025).

Hal senada diungkapkan Hariyanto, kader lingkungan yang turut mendampingi tim verifikasi. Ia menjelaskan bahwa kebiasaan sehat terbentuk karena warga merasakan langsung manfaatnya.

“Awalnya memang tidak mudah. Tapi setelah warga merasakan manfaatnya lingkungan bersih, air lebih sehat, anak-anak lebih terlibat, mereka mulai bergerak dengan kesadaran sendiri," katanya.

Ketua RT 23, Andi Hariyadi, menyebutkan, capaian kampung ini adalah hasil gotong royong yang luar biasa. Selain menjalankan prinsip-prinsip STBM, kampung ini juga aktif dalam inisiatif-inisiatif yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Di antaranya adalah, pengolahan air limbah domestik melalui IPAL komunal, pembangunan sumur resapan, dan optimalisasi bank sampah.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement