Selasa 24 Jun 2025 22:46 WIB

Saat Israel Hapus dan Ubah Nama Arab Wilayah Palestina Terjajah, Perang yang tak Kalah Berbahaya

Israel mengganti nama Arab wilayah-wilayah Palestina yang diduduki.

Umat Muslim melaksanakan Sholat  di Kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Umat Muslim melaksanakan Sholat di Kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menurut para sejarawan, gerakan Zionis, sejak awal Mandat Inggris di Palestina, mencoba mengganti nama tempat dan situs bersejarah Palestina dengan nama-nama Ibrani.

Hal ini dilakukan untuk menghapus ingatan Arab Palestina, dan berhasil membuat peta Ibrani yang komprehensif untuk semua tempat yang mengabaikan nama-nama vernakular yang digunakan oleh penduduk Palestina.

Baca Juga

Nama-nama yang paling kontroversial pada saat itu adalah "Yerushalayim" untuk Yerusalem, dan "Eretz Yisrael" yang berarti "Tanah Israel" untuk Palestina, yang diadopsi pada 1920 di perangko resmi pemerintah Mandat Inggris.

Menurut studi penelitian, Badan Yahudi membentuk komite penamaan setelah pendirian Negara Israel untuk membantu memilih nama-nama permukiman dan mengubah nama 216 situs hingga 1948.

David Ben-Gurion, Perdana Menteri Israel pertama, kemudian secara resmi menunjuk komite ini dan mewajibkannya untuk mengembangkan nama-nama Ibrani untuk desa-desa dan kota-kota Palestina yang telantar.

Selama bertahun-tahun, komite ini berhasil meng-Ibrani-kan lebih dari 7.000 nama untuk situs-situs Palestina, termasuk lebih dari 5.000 lokasi geografis, beberapa ratus nama historis, dan lebih dari 1.000 nama permukiman.

Pada 1951, "Komite Penamaan" pemerintah Israel berusaha melibatkan anggota Knesset, perwakilan Kementerian Dalam Negeri, sejarawan, arkeolog, dan spesialis bahasa Ibrani untuk menghubungkan proyek penamaan tersebut dengan proyek politik Yahudi.

BACA JUGA: Rudal Iran dengan Hulu Ledak Lebih dari 1 Ton Bikin Israel Tercengang, Militer Lakukan Investigasi

Hal ini dengan menghidupkan kembali nama-nama Ibrani kuno untuk situs-situs Palestina untuk menghubungkan orang Yahudi secara historis dengan Palestina, atau dengan menghidupkan kembali nama-nama Alkitab untuk memperdalam ikatan agama dengan imigran Yahudi baru dan meyakinkan mereka bahwa Palestina adalah "Tanah Israel" yang bersejarah.

Menurut penelitian, Komite Penamaan mampu menempatkan nama-nama historis kuno dari periode alkitabiah pada 350 kota (sekitar 40 persen dari seluruh kota Palestina yang dipindahkan).

photo
Pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa terlihat kosong setelah ditutup militer Israel di Yerusalem, Jumat (13/6/2025). Militer Israel menutup paksa seluruh akses masuk ke kompleks Masjid al-Aqsha di wilayah Palestina yang diduduki. Tentara zionis melarang siapa pun masuk ke dalamnya. Hingga akhirnya, sejumlah tentara menyegel gerbang masjid. Akibat ulah Israel ini, kaum Muslimin tidak dapat melaksanakan shalat Jumat di Masjid al-Aqsha, yang dihormati sebagai tanah suci ketiga bagi umat Islam sedunia. - (AP Photo/Mahmoud Illean)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement