Senin 16 Jun 2025 16:55 WIB

Baca Kitab Suci Buddha Serentak Secara Nasional, Kemenag Pecahkan Rekor MURI

Kegiatan ini melibatkan 2.569 peserta dari 34 provinsi.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Pembacaan Kitab Suci Dhammapada secara serentak di seluruh Indonesia, Ahad (15/6/2025).
Foto: Dok Istimewa
Pembacaan Kitab Suci Dhammapada secara serentak di seluruh Indonesia, Ahad (15/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama (Ditjen Bimas Buddha Kemenag) mencetak sejarah baru dengan menggelar pembacaan Kitab Suci Dhammapada secara serentak di seluruh Indonesia, Ahad (15/6/2025).

Kegiatan yang melibatkan 2.569 peserta dari 34 provinsi ini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pembacaan Dhammapada dengan jumlah peserta terbanyak.

Baca Juga

Acara pembukaan berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, dan dipimpin langsung Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Supriyadi.

Pembacaan bersama 423 syair Dhammapada yang terangkum dalam 26 bab ini digelar dalam rangkaian Peringatan Tri Suci Waisak 2569 BE Tahun 2025 yang mengangkat tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia.”

Supriyadi mengatakan, ini aktivitas nyata untuk mencintai Kitab Suci Tripitaka yang salah satu kitab populernya adalah Kitab Dhammapada. Dia berharap, Dhammapada yang mengajarkan tentang kehidupan nyata bagi setiap manusia dapat menjadi pedoman.

"Syair-syair Dhammapada juga bisa jadi inspirasi bagi setiap umat Buddha dalam menunaikan tugas kewajibannya sebagai manusia di alam ini,” ujar Supriyadi dalam siaran persnya, Ahad (15/6/2025).

Supriyadi menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar seremoni. Dia berharap momentum ini semakin mendekatkan umat Buddha pada ajaran kitab suci, sehingga mampu memahami dan mempraktikkan nilai-nilai luhur Dhammapada dalam kehidupan sehari-hari.

“Tentunya kita harapkan nanti bisa menjadi manusia yang bersusila dan mencintai kehidupan baik hidup untuk diri sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sekaligus alam tempat kita berada,” ucap dia.

BACA JUGA: Terungkap, Ternyata Elite IAEA Main Mata dengan Israel Soal Laporan Nuklir Iran

Lebih lanjut, Supriyadi menjelaskan, menjadikan kitab suci sebagai penerang hidup akan membawa ketenangan batin dan memperkuat spiritualitas umat. Hal ini, kata dia, berdampak besar pada penguatan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

“Ini pulalah yang terus menjadi perhatian dan komitmen besar Bapak Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama untuk meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama dan kecintaan kita terhadap kemanusiaan,” kata Supriyadi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement