REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Kerajaan Yordania mengumumkan pembukaan kembali wilayah udara negaranya pada Ahad (15/6/2025) pagi. Pengumuman itu disampaikan usai malam sebelumnya baku tembak terjadi antara dua pihak yang sedang berkonflik, yakni Israel dan Iran.
Berbatasan langsung dengan wilayah Israel di sisi baratnya, Yordania berpotensi dilewati oleh rudal-rudal Iran yang mengarah ke entitas penjajah Palestina itu. Namun, sejumlah drone Iran yang mengarah ke Israel sempat dicegat oleh Amman dengan alasan "khawatir" bila pesawat tanpa-awak itu akan jatuh di wilayah Yordania.
Otoritas penerbangan sipil di Yordania menyatakan, wilayah udara negara tersebut per Ahad (15/6/2025) pagi ini telah dibuka kembali. Kebijakan ini diambil sesudah pertimbangan yang memadai, terutama untuk lalu lintas penerbangan sipil. Demikian dilansir Arab News, hari ini.
Kerajaan itu menutup wilayah udaranya pada Sabtu (14/6/2025) malam. Ini merupakan penutupan kedua sejak dimulainya konfrontasi langsung dan paling intens antara Israel dan Iran.
Pada Jumat dini hari waktu setempat, Israel melancarkan serangan besar terhadap Iran. Entitas zionis tersebut mengeklaim, tindakan tersebut diambil lantaran Republik Islam itu telah "mulai membangun hulu ledak nuklir."
Media Iran melaporkan bahwa ledakan dilaporkan terjadi di Natanz, ibu kota Teheran, dan sejumlah titik lainnya. Kepala Garda Revolusi, Hossein Salami, dilaporkan ikut tewas. Begitu pula dua ilmuwan nuklir Iran, yakni Fereydoun Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi.
Iran bersumpah membalas
Pada Ahad (15/6/2025) dini hari waktu setempat, serangan udara Israel meledakkan markas Kementerian Pertahanan Iran yang terletak di Teheran. Demikian laporan kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim.