REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cahaya Islam menyinari Benua Amerika, termasuk negara Meksiko. Negeri di sebelah selatan Amerika Serikat (AS) itu juga menjadi tempat tumbuh suburnya syiar agama tauhid.
Hampir seluruh orang Islam di Meksiko tinggal di daerah perkotaan, seperti Mexico City, Coahuila de Zaragoza, dan Jalisco. Secara taraf sosial-ekonomi, kaum Muslimin di negara tersebut hidup cukup makmur.
Mayoritas angkatan kerja mereka berprofesi sebagai pengusaha. Menurut penelitian de Castro dan Vilela, ada belasan masjid yang tersebar di penjuru Meksiko.
Komunitas Muslim di Meksiko terbentuk secara signifikan sejak permulaan abad ke-20 M. Saat itu, imigran dari negeri-negeri Arab banyak berdatangan ke sana. Berikutnya, mulai abad ke-21 cukup banyak warga setempat yang memeluk Islam.
Meskipun demikian, jumlah umat Islam di sana tak sebanding dengan pemeluk agama-agama lainnya, terutama Katolik Roma. Pemeluk agama Islam masih tergolong minoritas di Meksiko.
Menurut sensus resmi pemerintah Meksiko pada 2010 lalu, jumlah Muslimin di negara tersebut tak kurang dari 2.500 jiwa. Lembaga Pew Research Center memperkirakan, pada 2030 mendatang penduduk Islam setempat bisa mencapai 126 ribu jiwa.
Artikel de Castro dan Vilela, "Muslims in Brazil and Mexico: A Comparative Quantitative Analysis" (2019) menyajikan data yang cukup menarik. Sebanyak 4.118 jiwa atau kurang dari 0,01 persen total populasi Meksiko adalah Muslim pada 2010.
