REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada dua konvoi besar kemanusiaan berjalan menuju Rafah dengan tujuan mendobrak blokade Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina. Dua konvoi tersebut adalah Global March to Gaza yang berangkat dari Kairo dan diperkirakan mencapai Rafah pada 12 Juni 2025, dan konvoi Somoud yang berangkat dari Libya dan diperkirakan tiba di Rafah pada 15 Juni 2025.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP), Prof Din Syamsuddin mengatakan, rencana aksi jalan kaki ribuan massa menembus barikade Israel untuk masuk ke Gaza memiliki makna simbolis. Yakni mengecam Israel dan membela rakyat Gaza yang tertindas dan sedang menderita di negeri sendiri.
"Memang aksi tersebut tidaklah mudah karena pasti tentara Zionis Israel akan merintangi dan mencegahnya. Namun, tekad berani warga dunia dari mancanegara tersebut patut didukung, dan negara-negara cinta damai dan keadilan perlu memberi perlindungan," kata Din kepada Republika, Kamis (12/6/2025).
ARI-BP berharap massa aksi datang dengan membawa bantuan makanan, minuman dan pakaian serta selimut yang dibutuhkan rakyat Gaza. Kepada rakyat Indonesia yang cinta perdamaian dan keadilan, ARI-BP menyeru untuk mendukung rencana aksi tersebut, baik dengan ikut bergabung maupun dengan memberi bekal yang diperlukan.
Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG), Anshorullah mengatakan, aksi konvoi itu tentu sangat perlu didukung, sebagai tindakan nyata memfokuskan perhatian dunia atas genosida dan perang kelaparan yang terjadi di Jalur Gaza.
"Terlebih setelah misi Madleen melalui jalur laut dicegat dan diancam oleh tentara Zionis Israel pada Senin kemarin," kata Anshorullah kepada Republika, Kamis (12/6)
AWG menegaskan bahwa konvoi march to Gaza adalah bentuk ketidakpercayaan warga global pada pemimpin dunia yang sudah hampir 2 tahun tidak mampu menghentikan genosida di Gaza.
AWG berharap, aksi nyata ini memberikan tekanan kepada dunia internasional untuk segera bergerak mencabut blokade di Gaza dan mengadili kejahatan Zionis Israel. Terlebih, kepada Amerika Serikat (AS) yang semena-mena memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Karena, aktivis pro kemanusiaan di seluruh dunia tidak akan tinggal diam jika kejahatan kemanusiaan masih terus dibiarkan.
"Aqsa Working Group Insha Allah akan bergabung dalam konvoi kemanusiaan tersebut. Saat ini tim advance pembangunan RSIA (Rumah Sakit Ibu dan Anak) Indonesia akan bergabung di titik kumpul Rafah, bersiap memasuki Gaza untuk memulai pembangunan rumah sakit inisiasi Maemuna Center tersebut," ujar Anshorullah.