
Laporan jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Makkah, Arab Saudi
Sejak beroperasi lagi menjelang puncak haji 1446 H/2025 M, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sudah melayani ratusan orang. Hingga kini, sekurang-kurangnya 200 anggota jamaah haji RI dirawat di klinik tersebut. Adapun mereka yang telah menerima perawatan dan dinyatakan sehat dapat kembali ke kelompok terbang (kloter) masing-masing.
"Kita usahakan untuk bisa sembuh dan kembali ke kloter, dan pulang bersama kloternya," ujar Kepala KKHI Edi Supriyatna saat ditemui di Kantor KKHI Makkah, Rabu (11/6/2025).
Menurut Edi, beberapa orang jamaah haji yang dirawat di KKHI menderita berbagai macam penyakit. Diagnosis yang paling banyak ditemukan ialah penyakit jantung, paru, dan demensia.
"Kalau operasi, kita arahkan ke RS Arab Saudi," kata dia.
Sekadar informasi, KKHI tidak bisa beroperasi sejak awal musim haji 1446 H/2025 M dimulai. Jamaah haji RI yang sakit dan membutuhkan perawatan medis langsung diarahkan ke rumah sakit (RS) Arab Saudi sesuai dengan ketentuan pemerintah setempat.
Belakangan, Pemerintah Indonesia melakukan beragam lobi hingga akhirnya Saudi kembali mengizinkan KKHI beroperasi. Akan tetapi, hal itu dengan sejumlah catatan.
Salah satunya adalah bahwa segala tindakan dan penanganan pasien lebih lanjut mesti ditangan rumah sakit setempat.
"Di RS Arab Saudi ada 150-an (orang jamaah yang sudah atau tengah dirawat --Red)," jelas Edi.
Meski sejumlah orang jamaah RI dirawat di RS Saudi, lanjut dia, pihaknya tidak lepas tangan. Menurut Edi, selalu ada tim kesehatan Indonesia di setiap RS Saudi, baik di Makkah, Mina maupun Arafah.
"Tim visitasi setiap hari ke RS tersebut untuk memantau dari jamaah haji kita," ujarnya.
