Selasa 10 Jun 2025 06:19 WIB

Kutuk Pembajakan Israel atas Kapal Madleen, Puluhan Ribu Warga Eropa Berunjuk Rasa

Madleen disatroni pasukan IDF saat masih berada di perairan internasional.

Para pengunjuk rasa membentangkan bendera Palestina berukuran raksasa dalam sebuah demonstrasi di Athena, Senin, 9 Juni 2025, sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Para pengunjuk rasa membentangkan bendera Palestina berukuran raksasa dalam sebuah demonstrasi di Athena, Senin, 9 Juni 2025, sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Puluhan ribu orang di berbagai negara Eropa menggelar aksi demonstrasi setelah pasukan militer Israel (IDF) mengintimidasi dan akhirnya membajak kapal bantuan Gaza, Madleen. Pembajakan itu dilakukan tentara zionis ketika kapal tersebut sedang berada di perairan internasional di Laut Mediterania.

Sebanyak 12 aktivis internasional, termasuk Greta Thunberg, ditahan IDF. Koalisi Freedom Flotilla, yang mengorganisir pelayaran tersebut, menyatakan bahwa para aktivis tersebut “diculik oleh pasukan Israel.”

Baca Juga

Sejumlah masyarakat sipil di negara-negara Eropa mengecam tindakan Israel tersebut yang telah melanggar hukum internasional. Pada Selasa (10/6/2025), Al Jazeera melaporkan, aksi unjuk rasa diikuti ribuan orang di Inggris dan Prancis.

Di Swiss, aksi massa memblokade stasiun kereta api di Kota Jenewa dan Lausanne. Mereka dengan lantang memprotes serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina.

Sekitar 300 pengunjuk rasa membawa bendera Palestina dan menduduki dua jalur kereta di Stasiun Utama Jenewa selama sekira satu jam. Aksi ini menyebabkan sejumlah keterlambatan dan pembatalan perjalanan kereta.

Aksi serupa juga digelar di Lausanne, sebelum akhirnya dibubarkan oleh polisi.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel mengejek pelayaran Madleen sebagai "kapal selfie yacht.' Pemerintah zionis juga mengeklaim bahwa seluruh penumpang Madleen "dalam keadaan selamat dan tidak terluka." Kemudian, Tel Aviv akan segera memulangkan mereka ke negara masing-masing.

Greta Thunberg serta aktivis lainnya berlayar dengan Madleen untuk memprotes agresi militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Operasi IDF di sana dinilai sebagai salah satu serangan yang paling mematikan dan paling merusak sejak Perang Dunia II.

Para aktivis lingkungan dan kemanusiaan yang berasal dari berbagai negara Eropa itu juga mengecam pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Akibat dari tindakan blokade Israel, sekitar 2 juta warga Palestina di sana terancam risiko wabah kelaparan.

Unjuk rasa di Paris dan setidaknya lima kota lainnya digelar atas seruan partai-partai sayap kiri. Jean-Luc Mélenchon, ketua partai France Unbowed, mengecam tindakan militer Israel yang menyita kapal tujuan Gaza tersebut sebagai sebuah pembajakan yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement