Rabu 28 May 2025 15:57 WIB

Santri dan Pesantren Jadi Episentrum Gerakan Perwakafan Nasional

Santri tidak hanya berbagi keilmuan kepada masyarakat, tetapi juga keuangan.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sukuk (Ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Sukuk (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersama Pondok Pesantren Cipasung dan Yayasan Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung menggelar Waqf Goes to Pesantren (WGTP) pada Rabu (28/5/2025). BWI mengungkapkan, betapa besar potensi wakaf di pesantren yang memiliki jutaan santri, sehingga mereka menjadi episentrum gerakan perwakafan nasional.

Wakil Ketua BWI KH Tatang Astarudin mengatakan, kegiatan wakaf masuk ke pesantren-pesantren, karena BWI ingin mengulang kesuksesan pemberian masyarakat pada sekitar tahun 1980-an yang melibatkan pesantren-pesantren. 

Baca Juga

"Wakaf ini potensi besar dan pesantren adalah salah satu episentrum gerakan perwakafan nasional," kata Kiai Tatang pada acara WGTP bertema Menggerakkan Wakaf Uang Untuk Kemajuan dan Kemandirian Pesantren di Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Rabu (28/5/2025)

Menurut Wakil Ketua BWI, gerakan pesantren merupakan sebuah langkah strategis untuk menggerakkan kembali daerah, terutama berkaitan dengan fundraising perwakafan. Pesantren sendiri, ujar dia, merupakan tempatnya wakaf.

Melalui kegiatan WGTP, Kiai Tatang berharap dapat semakin menguatkan dan menyadarkan gerakan wakaf yang potensinya besar di pesantren. Ia mengungkapkan bahwa di Indonesia ada sekitar 42.000 pesantren, bahkan jumlahnya lebih. Artinya pesantren memiliki potensi wakaf yang besar. Selain itu, ada 8 juta santri di seluruh Indonesia ditambah jumlah alumni pesantren yang jumlahnya sangat banyak.

"Sebut saja sebanyak satu juta santri atau alumni pesantren berwakaf Rp 1 juta dalam sebulan, maka bisa sampai Rp 1 triliun per bulan, dalam setahun Rp 12 triliun," ujar Kiai Tatang.

photo
Para santri membersihkan sampah di lingkungan pesantren (ilustrasi) - (dokpri)

Melihat potensi tersebut, BWI mengatakan bahwa tugas yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana menggerakkan potensi wakaf di pesantren. Serta bagaimana melakukan penyadaran dan membangkitkan gerakan wakaf. 

"Karena konsep wakaf di pesantren sudah selesai tinggal hari ini gerakannya infrastrukturnya sistemnya yang memudahkan pesantren melakukan gerakan wakaf," ujar dia.

Di tempat yang sama, Ketua Yayasan Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung, KH Acep Adang Ruhiat menyambut baik gagasan kegiatan WGTP. Selama ini pesantren melalui para santrinya hanya berbagi ilmu kepada masyarakat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement