Ahad 25 May 2025 15:05 WIB

PPIH: Jamaah Haji Perempuan Boleh Pakai Masker Saat Ihram dalam Kondisi Tertentu

Jamaah haji diimbau menjaga kesehatan.

Petugas memberikan living cost untuk calon jamaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). Sebanyak 393 calon jamaah haji yang terdiri dari 165 jamaah laki-laki, 220 jamaah perempuan dan 8 petugas ibadah haji tiba di Asrama Haji Pondok Gede untuk transit beristirahat sebelum diberangkatkan menuji tanah suci melalui Bandara Soekarno Hatta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memberikan living cost untuk calon jamaah haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). Sebanyak 393 calon jamaah haji yang terdiri dari 165 jamaah laki-laki, 220 jamaah perempuan dan 8 petugas ibadah haji tiba di Asrama Haji Pondok Gede untuk transit beristirahat sebelum diberangkatkan menuji tanah suci melalui Bandara Soekarno Hatta.

Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Badriyah Fayumi menyampaikan jamaah haji perempuan diperbolehkan mengenakan masker saat ihram dalam kondisi tertentu, seperti cuaca ekstrem dan adanya risiko penularan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Baca Juga

"Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin lebih berhati-hati, bisa membayar fidyah dengan puasa tiga hari atau sedekah kepada enam fakir miskin,” ujar Badriyah, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Hal tersebut disampaikan Badriyah, menyusul kondisi pada Haji 2025 yang dilanda cuaca ekstrem berupa panas dan kemunculan risiko penularan ISPA.

Berikutnya, ia juga menyoroti persoalan penggunaan jilbab. Badriyah mengatakan membuka jilbab di hadapan sesama perempuan saat ihram tidak termasuk dalam pelanggaran. Namun, jamaah haji perempuan tetap disarankan menjaga aurat selama ihram sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.

Kemudian, Badriyah mengingatkan agar jamaah perempuan menyimpan tenaga secara baik menjelang fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Ia mengatakan selama itu terdapat banyak aktivitas fisik yang menanti.

“Kita masih punya waktu dua pekan menuju Armuzna. Gunakan waktu ini untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, sabar, dan pengendalian diri,” ucap Badriyah.

Dia juga berpesan agar pendapat terkait fikih tidak menjadi bahan perdebatan antara jamaah haji. Ia menyarankan agar setiap jamaah memilih pendapat yang paling menenangkan hatinya.

“Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu untuk memperdebatkan hal yang tidak perlu. Fokuslah pada niat dan keikhlasan,” ucapnya.

Di akhir pesannya, Badriyah mengajak jamaah perempuan untuk menjadikan wukuf sebagai titik balik spiritual.

“Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika kita melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur,” ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement