Rabu 21 May 2025 15:06 WIB

Analis Militer: Tak Mudah Bagi Israel untuk Taklukkan Gaza!

Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza.

Tentara Israel menghadiri pemkaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel menghadiri pemkaman rekannya yang tewas di Gaza, di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, 27 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA— Israel gagal menangkap seorang komandan perlawanan Palestina dalam sebuah operasi khusus di Gaza selatan.

Kegagalan ini oleh para ahli dianggap sebagai pertanda akan adanya hambatan yang  dihadapi Israel jika mereka mencoba untuk mengambil tahanan atau menduduki Jalur Gaza secara permanen.

Baca Juga

Pasukan khusus Israel berusaha menangkap Ahmed Sarhan, seorang Komandan di Brigade Salah al-Din - sayap militer Komite Perlawanan Rakyat, yang menjadi martir dalam bentrokan dengan pasukan Israel di pusat Khan Younis di Jalur Gaza selatan. 

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memulai konsultasi keamanan pada Senin (19/5/2025) malam, bertepatan dengan dimulainya tahap ketiga Operasi Kereta Gideon dan perluasan operasi darat.

Sebelum pertemuan tersebut, Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan menguasai seluruh Jalur Gaza sebagai bagian dari upayanya untuk menghabisi Hamas. 

Sementara Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan bahwa tentara sudah mulai menghancurkan apa yang tersisa di Jalur Gaza.

Smotrich menggambarkan apa yang saat ini sedang terjadi sebagai "mengubah arah sejarah", mencatat bahwa tentara tidak akan meninggalkan satu batu pun di Gaza dan akan mendorong penduduk ke selatan Jalur Gaza, dan kemudian ke negara-negara ketiga. “Ini adalah tujuan kami," kata dia.  

BACA JUGA: Negara Islam yang Ditakuti Israel Ini Peringkat ke-4 Hasil Tes IQ Tertinggi Dunia

Realitas lapangan yang sulit

Namun, tujuan Israel untuk menduduki Jalur Gaza dan menggusur penduduknya berbenturan dengan kenyataan di lapangan yang mungkin tidak akan membantunya untuk mengubah arah sejarah sesuai keinginannya, karena hal itu tidak akan terjadi tanpa ada harganya, seperti yang dikatakan oleh para analis.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement