Rabu 14 May 2025 14:19 WIB

Data KKHI Ungkap Banyak Anggota Jamaah Haji Gelombang Satu Alami Stres Akut

Kasus stres akut dan gangguan penyesuaian diri dinilai perlu dapat perhatian.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Jamah haji Indonesia yang kondisi sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, maka yang bersangkutan akan memakai pakaian ihram dan melafalkan niat sejak sebelum diberangkatkan ke Makkah.
Foto: Republika/Agung Sasongko
Jamah haji Indonesia yang kondisi sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, maka yang bersangkutan akan memakai pakaian ihram dan melafalkan niat sejak sebelum diberangkatkan ke Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Data pelayanan kesehatan yang dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menyebutkan reaksi stres akut dan gangguan penyesuaian diri merupakan diagnosis penyakit yang dialami banyak pasien jamaah haji gelombang 1 semenjak kedatangannya di awal Mei 2025.

Meskipun penyakit seperti gangguan jantung, hipertensi, dan diabetes menjadi posisi yang teratas. Kasus stres akut dan gangguan penyesuaian diri para tamu Allah juga perlu mendapat perhatian serius sebagai permasalahan kesehatan yang seringkali ditangani oleh para petugas kesehatan di Daerah Kerja (Daker) Madinah.

Baca Juga

Dokter Spesialis Jiwa di KKHI Madinah, dr. Kusufia Mirantri mengungkapkan, tekanan fisik, perubahan lingkungan drastis, kelelahan, serta perpisahan sementara tanpa pendampingan dari keluarga dapat menjadi pemicu stres signifikan bagi jamaah haji. 

"Banyak jamaah, terutama lansia atau mereka yang memiliki kerentanan sebelumnya, mengalami kesulitan beradaptasi. Stress dan gangguan penyesuaian ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga gejala psikosomatis," kata Kusufia melalui pesan tertulis kepada Republika, Rabu (14/5).

Kusufia mengungkapkan, penting bagi sesama jamaah haji maupun pendamping atau keluarga untuk mengenali tanda-tanda awal masalah kejiwaan agar dapat segera memberikan dukungan atau mencari bantuan profesional. Deteksi dini adalah kunci untuk penanganan yang efektif, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan ibadah jamaah. 

Tanda masalah kejiwaan 

Untuk mengenali tanda-tanda seorang jamaah haji mengalami masalah kejiwaan di antaranya dengan pertama, adanya perubahan perilaku yang mencolok. "Coba perhatikan, jika ada jamaah haji yang biasanya ceria dan mudah bergaul tiba-tiba menjadi mudah tersinggung, atau sebaliknya, menarik diri secara ekstrem, lebih suka menyendiri, dan enggan berinteraksi dengan orang lain," ujar Kusufia.

Dia menjelaskan, yang kedua, kesulitan tidur atau insomnia. Gangguan tidur yang persisten, seperti sulit untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari atau merasa tidak segar setelah tidur, bisa menjadi pertanda adanya tekanan mental.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement