REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN — Kementerian Luar Negeri Iran menepis laporan media baru-baru ini yang menyatakan bahwa Iran telah mengusulkan pembicaraan langsung dengan Washington. Pertemuan antara presiden di kedua negara akan terjadi dinilai sebagai rekayasa dan tidak berdasar, lapor Mehr News.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaeiv menganggap semua klaim tersebut sebagai berita palsu dan tidak berdasar saat menjawab pertanyaan tentang serangkaian rumor yang dipublikasikan di media tentang status negosiasi Iran-AS, termasuk rumor tentang pertemuan antara Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Presiden AS Donald Trump pada pekan depan.
Terlebih, adanya isu ketidakpuasan pihak-pihak yang bernegosiasi dengan Oman, usulan Iran untuk negosiasi langsung, dan sejenisnya. Kementerian Luar Negeri Iran akan memberikan informasi tentang kegiatan aparat diplomatik, termasuk pembicaraan tidak langsung Iran-AS, secara transparan, profesional, dan tepat waktu, kata dia.
Iran dan AS sejauh ini telah mengadakan tiga putaran pembicaraan yang dimediasi Oman. Putaran keempat awalnya dijadwalkan pada tanggal 3 Mei di ibu kota Italia. Namun, ditunda karena apa yang digambarkan Iran sebagai alasan "teknis dan logistik".
Kedua pihak sejauh ini menggambarkan pembicaraan mereka secara umum produktif, termasuk putaran terakhir, yang disebut sebagai proses konstruktif.
