Senin 05 May 2025 18:56 WIB

Israel Panggil Puluhan Ribu Tentara Cadangan, Begini Analisis Pakar Militer

Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza.

Rep: Kamran Dikarma, Andri Saubani, Fitrian Zamzami / Red: Nashih Nashrullah
Tentara Israel menangisi rekan mereka yang tewas dalam operasi darat di Jalur Gaza, saat upacara pemakamannya di dewan regional Gezer Israel, 27 April 2025.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel menangisi rekan mereka yang tewas dalam operasi darat di Jalur Gaza, saat upacara pemakamannya di dewan regional Gezer Israel, 27 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Pakar militer Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan bahwa bentuk operasi darat yang diperkirakan akan diperluas oleh tentara pendudukan Israel di masa mendatang bergantung pada tujuan yang diadopsi oleh pemerintah Benjamin Netanyahu.

Berbicara kepada Aljazeera, dikutip Republika.co.id, Senin (5/5/2025) Al-Dweiri menjelaskan bahwa pemerintah Israel mengadopsi konsep kemenangan mutlak, yang mencakup penghapusan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dan juga mengharuskan pemindahan paksa secara total.

Baca Juga

Komentar Al-Dweiri muncul setelah Kepala Staf Israel Eyal Zamir mengumumkan pada Ahad (4/5/2025) penerbitan puluhan ribu perintah pemanggilan tentara cadangan untuk memperluas operasi di Gaza, mengklaim bahwa intensifikasi tekanan bertujuan untuk mengembalikan para tawanan yang diculik dan menyelesaikan pertempuran melawan Hamas."

Oleh karena itu, bentuk operasi yang akan datang akan berbeda dan terkait dengan distribusi demografis.

Hal ini karena ada 50 ribu orang di Jalur Gaza utara, satu juta orang di Gubernuran Gaza, dan 900 ribu orang di Deir al-Balah, kamp-kamp pusat, dan daerah Mawasi, menurut pakar militer tersebut.

Dia menunjukkan bahwa ada tiga divisi militer Israel di Jalur Gaza, yaitu 143, 252 dan 36, dan mencatat bahwa cadangan yang telah dipanggil tidak akan pergi ke Jalur Gaza, tetapi ke Tepi Barat dan perbatasan Suriah dan Lebanon.

Dalam hal ini, pasukan reguler di daerah-daerah tersebut akan dibawa ke Jalur Gaza. Al-Dweiri menjelaskan bahwa pasukan cadangan kurang efisien dan patuh, dan memiliki lebih banyak kebebasan bergerak daripada tentara reguler.

Menurut pengumuman Israel sebelumnya, "Divisi ke-143 ditempatkan di lingkungan Tel al-Sultan dan al-Shaboura di Rafah dan di sekitar Khan Younis, sementara Divisi ke-36 dikerahkan di daerah Rafah dan di sepanjang poros Morag, dan Divisi ke-252 beroperasi di Shujaiya dan Beit Lahiya di utara."

BACA JUGA: Ternyata Begini Kondisi Sebenarnya Tentara Israel yang Ditutup-tutupi Selama Perang Gaza

Tanggapan cadangan

Pakar militer tersebut menyatakan keyakinannya bahwa hanya 50 persen dari mereka yang dipanggil dari pasukan cadangan yang akan bergabung dengan tentara pendudukan, mengacu pada penerimaan 30 ribu dari 60 ribu orang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement