Ahad 04 May 2025 15:27 WIB

Kesabaran Keluarga Nabi Ibrahim yang Menjadi Syariat Haji

Manasik ibadah haji berkaitan dengan sejarah hidup keluarga Ibrahim.

Jamaah haji berjalan untuk melaksanakan lempar jumrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Ahad (16/6/2024). Lempar jumrah aqobah merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji sebagai simbol pengusiran setan yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim AS.
Foto: EPA-EFE
Jamaah haji berjalan untuk melaksanakan lempar jumrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Ahad (16/6/2024). Lempar jumrah aqobah merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji sebagai simbol pengusiran setan yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim AS.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Kota Makkah indentik dengan kehidupan keluarga Nabi Ibrahim dan perjuangannya. Karena kesabarannya Hajar dan Ismail, akhirnya kehidupan mereka berakhir mengesankan karena pengalaman hidupnya diabadikan sebagai syariat manasik haji.

"Untuk itu beberapa di antara manasik ibadah haji berkaitan dengan sejarah hidup keluarga Ibrahim," tulis Dr.M. Shaleh Putuhena dalam bukunya Historiografi Haji Indonesia.

Baca Juga

Menurut Ath-Thabari, dalam kitabnya Tarikh-Umam wal al-Mulk, Ibrahim adalah putra Terakh keturunan Sam Bin Nuh. Kehidupan masa kecilnya tidak diketahui dengan jelas .

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, salah seorang sahabat nabi yang banyak meriwayatkan hadis, suatu ketika Hajar dan Ismail yang masih kecil itu ditinggalkan oleh Ibrahim untuk suatu keperluan. Pada suatu hari, masa peninggalan Ibrahim persediaan air telah habis, sementara Ismail menangis kehausan.

"Hajar kebingungan dan lalu mondar-mandir antara bukit Safa dan bukit Marwah yang tidak jauh di tempat Ismail berbaring," katanya.

Meskipun usaha keras untuk mendapatkan air itu belum berhasil, hajar terpaksa kembali sejenak untuk menengok anaknya. Pada waktu itulah ia bertemu dengan malaikat yang sedang menghentakkan kakinya ke pasir.

"Dari bekas kakinya, terpancarlah air yang kemudian terkenal dengan nama zamzam," katanya.

Peristiwa mondar-mandir Hajar antara Safa dan Marwah itu diabadikan dalam manasik haji atau umroh sebagai Sa'i. Berita tentang terdapatnya air zamzam di Mekah itu tersebar di kalangan suku jumhur yang menempati suatu kawasan yang tidak jauh dari situ.

"Akhirnya, mereka pindah ke lembah maka untuk menetap bersama keluarga Ibrahim dalam suatu wilayah," katanya.

 

sumber : Dok Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement