REPUBLIKA.CO.ID, Selama menjalani ibadah pada bulan suci Ramadan, umat Islam memenuhi kewajiban berpuasa, memperbanyak ibadah dan bersedekah. Umat juga memperoleh ketenangan rohani selama Ramadhan.
Puasa memberikan dorongan bagi kehidupan fisik dan menyegarkan kehidupan rohani kita. Semangat Ramadhan meski sudah berlalu amat patut untuk dijaga. Terlebih, belakangan ini manusia sibuk dalam kehidupan virtual. Kehidupan berputar di seputar gawai digital dan dikendalikan oleh internet. Ketergantungan pada gawai elektronik dan internet terus meningkat. Puasa digital merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
Apa itu Puasa Digital? Puasa digital mengacu pada pembatasan atau penghentian penggunaan gawai digital seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer secara sukarela untuk jangka waktu tertentu—terutama selama Ramadan. Detoksifikasi modern ini membantu individu terhubung kembali dengan momen kehidupan nyata dan memperdalam pengalaman rohani mereka.

Cara mempraktikkan Puasa Digital
Tingkat kesulitan dalam berpuasa digital sangat tergantung sifat dan kebutuhan penggunaan gawai. Bagi mereka yang tetap terhubung dengan dunia virtual tanpa benar-benar membutuhkan, mungkin akan sedikit lebih mudah dibandingkan dengan mereka yang pekerjaan, bisnis, pendidikan, dan lain-lain sepenuhnya bergantung pada dunia digital.
Berikut daftar cara menjalankan puasa digital dari yang termudah hingga yang tersulit seperti dilansir dari Islamonline:
- Keluar dari akun media sosial Anda
- Nonaktifkan notifikasi aplikasi pesan instan Anda
- Tutup aplikasi email Anda untuk mencegah munculnya notifikasi email
- Nonaktifkan Wi-Fi dan matikan paket data seluler
- Beralihlah ke ponsel biasa untuk jangka waktu terbatas, yang hanya mengizinkan panggilan dan SMS
- Matikan ponsel Anda sepenuhnya, offline sepenuhnya
- Mengapa Puasa Digital Penting Selama Ramadan
- Sadarilah pentingnya waktu:
Ketika Anda memutuskan hubungan dengan dunia digital, Anda terputus dari perdebatan politik yang penuh kebencian, pertikaian sektarian yang selalu memecah belah dan tidak pernah mendamaikan, menggulir gulungan dan berpindah dari satu subjek ke subjek lainnya, mengamati tren pasar, dan banyak hal semacam itu.
Anda mulai menyadari bahwa Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk semua itu. Ketika tidak terhubung dengan internet, Anda akan menemukan banyak waktu – waktu yang cukup untuk dihabiskan bersama keluarga, waktu yang cukup untuk mengetuk pintu tetangga dan menanyakan keadaan mereka, waktu yang cukup untuk duduk bersama imam masjid setempat, dan masih banyak lagi.
Ibnu Abbas (semoga Allah meridhoinya) meriwayatkan:
Rasulullah (ﷺ) bersabda, “Ada dua nikmat yang banyak manusia sia-sia padanya. (Yaitu) kesehatan dan waktu luang (untuk berbuat baik)“. [Al-Bukhari]