Ahad 13 Apr 2025 16:45 WIB

Arab Saudi Tambah Kuota Petugas Haji Indonesia 2025 Menjadi 4.420 Orang

Tambahan kuota petugas haji sudah masuk e-Hajj.

Rep: Muhyiddin/ Red: Friska Yolandha
Panitia mengawasi peserta mengerjakan CAT menggunakan gawai saat seleksi petugas penyelenggara haji 2025 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Sebanyak 1.900 peserta mengikuti Computer Asisted Test (CAT) dan wawancara seleksi petugas penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M.
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Panitia mengawasi peserta mengerjakan CAT menggunakan gawai saat seleksi petugas penyelenggara haji 2025 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Sebanyak 1.900 peserta mengikuti Computer Asisted Test (CAT) dan wawancara seleksi petugas penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama RI Nasaruddin Umar meminta tambahan kuota petugas haji Indonesia pada Musim Haji 2025. Dia pun bersyukur permintaan itu kini disetujui oleh Pemerintah Arab Saudi.

"Alhamdulillah, permintaan kita sudah dipenuhi Arab Saudi. Tambahan kuota petugas haji sudah masuk e-Hajj," ujar Nasaruddin Umar dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (13/4/2025).

Baca Juga

Dia pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi yang telah memberikan tambahan kuota petugas haji Indonesia, sehingga bisa memaksimalkan layanan kepada jamaah.

Indonesia awalnya menerima alokasi kuota petugas haji sebesar satu persen (2.210 petugas) dari total kuota jamaah haji sebesar 221 ribu. Kini, pemerintah Saudi menambahkan lagi sebanyak 2.210, sehingga totalnya menjadi 4.420 petugas. 

"Kita dapat alokasi tambahan sebesar satu persen lagi, atau 2.210. Ini akan kita optimalkan untuk memberikan layanan terbaik ke jamaah haji," ucap dia.

Sejak awal, kata Nasaruddin, Kemenag menyampaikan ke Arab Saudi bahwa tambahan petugas ini sangat penting. Sebab, mereka juga akan memberikan layanan dan membantu jamaah. Hal itu akan ikut membantu petugas Saudi dalam menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

"Secara psikologis, ini juga akan memudahkan jamaah karena tidak terkendala masalah komunikasi dan perbedaan budaya," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement