Selasa 08 Apr 2025 07:31 WIB

Kemana Gerangan Barang-barang Peninggalan Rasulullah?

Beberapa sahabat meminta untuk menguburkan benda-benda tersebut bersama jasadnya.

Pengunjung mengamati artefak Rasulullah SAW di Masjid At-Tin, Jakarta, Sabtu (25/3/2023). Pameran artefak tersebut menyajikan sebanyak 24 artefak peninggalan Rasulullah SAW bersama para Sahabat seperti perlengkapan perang, sorban, hingga rambut Rasulullah SAW. Pameran ini menjadi alternatif destinasi wisata religi di bulan Ramadhan sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat terkait sejarah dan perjuangan Rasulullah SAW bersama para Sahabatnya.  Pameran tersebut digelar hingga 14 April 2023 mendatang dengan tiket perorang mulai dari Rp65 ribu hingga Rp350 ribu per orang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati artefak Rasulullah SAW di Masjid At-Tin, Jakarta, Sabtu (25/3/2023). Pameran artefak tersebut menyajikan sebanyak 24 artefak peninggalan Rasulullah SAW bersama para Sahabat seperti perlengkapan perang, sorban, hingga rambut Rasulullah SAW. Pameran ini menjadi alternatif destinasi wisata religi di bulan Ramadhan sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat terkait sejarah dan perjuangan Rasulullah SAW bersama para Sahabatnya. Pameran tersebut digelar hingga 14 April 2023 mendatang dengan tiket perorang mulai dari Rp65 ribu hingga Rp350 ribu per orang.

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Sahih-nya bab al-Libaas, Asma' binti Abu Bakr pernah menunjukkan pada Abdulah (bekas budaknya) jubah Rasulullah yang terbuat dari kain Persia dengan kain leher dari kain brukat, dan lengannya juga dibordir dengan kain brukat.

Ia berkata ini adalah jubah Rasulullah yang disimpan 'Aisyah hingga wafatnya, lalu ia yang menyimpannya. Nabi dulu biasa memakainya, dan kami mencucinya untuk orang yang sakit hingga mereka dapat sembuh karenanya.

Baca Juga

Benda-benda peninggalan Rasulullah ini berada di tangan para sahabat atau ada pula yang disimpan para keluarga Rasul (ahlul bait). Mantel suci (holy mantle) atau burda diberikan Nabi Muhammad kepada Ka'b ibn Zuhayr. Anaknya Ka'ab menjual mantel tersebut kepada Muawiyah I, pendiri Dinasti Umayyah.

Setelah jatuhnya Bani Umayyah, mantel berada di Baghdad di bawah Dinasti Abbasiyah dan dibawa ke Kairo di bawah Dinasti Mamluk. Akhirnya, mantel berada pada Selim I dan diletakkan di  Museum Topkapi, Istanbul, Turki, pada 1595.

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement