Selasa 01 Apr 2025 16:13 WIB

Gara-Gara Zalimi Yahudi, Amr bin Ash Diancam Hukuman Penggal oleh Umar

Umar menggoreskan huruf alif di tulang unta yang dipalang di tengahnya.

Umar bin Khattab (ilustrasi). Teladan dari kepemimpinan Umar bin Khattab yang melarang anak-anaknya menjadi kepala negara.
Foto: Republika
Umar bin Khattab (ilustrasi). Teladan dari kepemimpinan Umar bin Khattab yang melarang anak-anaknya menjadi kepala negara.

REPUBLIKA.CO.ID, Prinsip keadilan selalu ada pada nilai-nilai Islam. Begitu banyak nash Alquran dan hadis Rasulullah SAW yang menjadi fondasi dari keadilan. Kekuatan fondasi tersebut juga tampak dari kukuhnya para sahabat nabi dalam menjalankan prinsip keadilan meski Rasulullah telah wafat.

Syahdan, Amr bin Ash menempati sebuah istana yang megah sejak diangkat menjadi Gubernur Mesir oleh Khalifah Umar bin Khattab. Di depannya, terhampar sebidang tanah kosong berawa. Ada gubuk reot yang berdiri ringkih di atasnya.

Baca Juga

Selaku gubernur, Amr ingin agar di atas itu ada masjid yang indah dan mewah agar seimbang dengan istananya. Terlebih, saat Amr tahu jika tanah tersebut merupakan kepunyaan seorang Yahudi. Kakek pemilik gubuk itu pun dipanggil Amr ke istana. Dia bermaksud membebaskan tanah yang dikuasai Yahudi itu.

“Hai Yahudi, berapa tuan mau jual tanahmu sekalian dengan gubuknya? Aku akan membangun masjid di atasnya. “ Yahudi itu menggelengkan kepala. “Tidak akan saya jual tuan,” ujar dia. Yahudi itu menolak menjualnya saat Amr menawar dengan harga lima kali lipat dari harga biasa. Yahudi itu pun mempertegas jawabannya,”Tidak,”kata dia.

Amr lantas menetapkan surat keputusan untuk membongkar gubuk reot milik Yahudi itu. Ia meminta supaya didirikan masjid besar di atas tanah itu dengan alasan demi kepentingan bersama dan memperindah pemandangan mata. Menghadapi tindakan penguasa, si pemilik gubuk hanya mampu menangis dalam hati.

Namun, ia bertekad mengadukan perbuatan gubernur kepada atasaannya di Madinah, yaitu Khalifah Umar bin Khattab. Di Madinah, Yahudi tua itu menemui Umar yang sedang duduk di samping pohon kurma yang berdiri di samping Masjid Nabawi. Dia pun menceritakan semua yang dialami tanpa dikurangi atau ditambah sedikit pun.

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement