Kamis 27 Mar 2025 12:11 WIB

Ngumpet Saat Israel Diserang pada 7 Oktober, Komandan IDF Mundur

Alih-alih memimpin di lapangan, Cohen mengarahkan operasi dari pusat komando divisi.

Seorang tentara Israel berjalan di samping kendaraan lapis baja yang duduk di daerah sepanjang perbatasan dengan Gaza, Israel selatan, 14 Oktober 2023. Lebih dari 1.300 warga Israel tewas dan lebih dari 3.200 lainnya terluka, menurut IDF, setelah gerakan Islam Hamas melancarkan serangan. serangan terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 07 Oktober. Lebih dari 1.500 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 6.600 lainnya terluka di Gaza sejak Israel melancarkan serangan udara balasan, kata pejabat kesehatan Palestina.
Foto: EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Seorang tentara Israel berjalan di samping kendaraan lapis baja yang duduk di daerah sepanjang perbatasan dengan Gaza, Israel selatan, 14 Oktober 2023. Lebih dari 1.300 warga Israel tewas dan lebih dari 3.200 lainnya terluka, menurut IDF, setelah gerakan Islam Hamas melancarkan serangan. serangan terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 07 Oktober. Lebih dari 1.500 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 6.600 lainnya terluka di Gaza sejak Israel melancarkan serangan udara balasan, kata pejabat kesehatan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Komandan Pasukan Penjajah Israel (IDF) yang bertanggung jawab atas pengawasan perbatasan Gaza mengundurkan diri, dengan alasan gagal pada saat operasi Taufan Al Aqsa tanggal 7 Oktober.

Kolonel Haim Cohen, komandan Brigade Utara dalam Komando Selatan IDF, mengajukan pengunduran dirinya kepada Mayor Jenderal Yaron Finkelman, kepala Komando Selatan. Dalam sebuah surat yang dipublikasikan pada Rabu (26/3/2025), Cohen bertanggung jawab atas kegagalan brigadenya untuk melawan serangan mendadak tersebut, lapor Al Mayadeen.

“Pada tanggal 7 Oktober, brigade di bawah komando saya gagal dalam misinya untuk melindungi penduduk di wilayah Gaza ketika perang mendadak meletus,” Cohen menyatakan dalam suratnya, seraya menambahkan, “Dalam hal hasil, saya gagal!”

Cohen bertanggung jawab untuk mengawasi area yang mencakup lokasi festival musik Nova dan kibbutzim Be’eri dan Nahal Oz, beberapa lokasi yang paling parah terkena dampak serangan tersebut.

Alih-alih memimpin di lapangan, ia memilih untuk mengarahkan operasi dari pusat komando divisi. "Komandan brigade seharusnya menempatkan dirinya, seperti yang ditentukan doktrin dalam serangan mendadak, di lokasi di mana ia dapat memengaruhi pertempuran tingkat brigade dari lapangan," kata penyelidik militer dalam tinjauan mereka.

Investigasi internal IDF kemudian mengidentifikasi dia sebagai pihak yang terkait dengan kesalahan besar dalam penilaian dan pengambilan keputusan, termasuk kegagalan dalam mengamankan pos militer Nahal Oz.

Tinjauan tersebut mengungkapkan bahwa Cohen menyajikan laporan yang menyesatkan tentang situasi di Nahal Oz, termasuk ketidakakuratan tentang lokasi unit elite. Papan tulis di kantornya secara tidak benar menunjukkan bahwa pasukan khusus, termasuk Sayeret Matkal, unit antiteror Yamam, dan unit komando angkatan laut Shayetet 13, aktif di daerah tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement