REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pada hari raya Idul Fitri, Arab Saudi biasanya menampilkan beberapa festival di seluruh wilayah. Melansir di Arab News penduduk setempat menyiapkan makanan lezat tradisional sementara sebagian lainnya berduyun-duyun ke mal untuk belanja Idul Fitri di menit-menit terakhir.
Namun, itu tidak terjadi sekitar 60 tahun yang lalu. Idul Fitri dulu lebih sederhana dan berbeda dari hari ini, yang seringkali membuat para lansia merindukan hari tua yang indah.
Selama tahun 1950-an dan 1960-an, orang Saudi memiliki tradisi pra-Idul Fitri. Mereka sibuk pada hari-hari menjelang Idul Fitri.
“Dua sampai tiga hari sebelum Idul Fitri, anak-anak berkumpul di sekitar area yang disebut Palm Wall, menunggu Al Hawwamah, yaitu keranjang berisi buncis kering dan manisan alsaew,” kata Ibrahim Al-Balood, mantan warga Ash Shubramiyah yang terletak di dekat Ash Shu'ara, sebuah desa warisan di provinsi Riyadh.
Keranjang manis Al Hawwamah juga disebut Hagag, dan merupakan bagian dari tradisi pra Idul Fitri di wilayah Najd dan Hejaz. Keranjang manis, yang disiapkan oleh ibu rumah tangga, termasuk permen kacang almond yang dilapisi dengan lapisan tipis gula dengan warna berbeda.
“Sebagai seorang gadis muda, bagian dari tradisi pra-Idul Fitri kami adalah ibu kami menjahit baju Idul Fitri kami di awal Ramadhan, menyisir dan menambahkan ramuan aromatik Al Mashat ke rambut kami,” kata mantan warga Ash Shu'ara lainnya, Sarah Al Dowayan, yang sekarang tinggal di Dammam.