Senin 24 Mar 2025 14:10 WIB

Fakta yang tak Banyak Diketahui tentang Hubungan Jepang dengan Kesultanan Ottoman Islam

Jepang mempunyai hubungan kuat dengan Kesultanan Ottoman

Sultan Abdul Hamid II. Jepang mempunyai hubungan kuat dengan Kesultanan Ottoman
Foto: Wikipedia
Sultan Abdul Hamid II. Jepang mempunyai hubungan kuat dengan Kesultanan Ottoman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Jepang membangun kebangkitannya berdasarkan kondisi konfrontasi dengan Barat dan kondisi internasional yang dideritanya sejak 1854, yang merupakan tahun Perang Krimea, di mana Kekaisaran Ottoman kalah, dan menyaksikan gelombang tekanan Eropa terhadapnya.

Istanbul menjadi tempat persinggahan dan ketertarikan para diplomat hingga biksu Buddha. Pada 1871, misi Kaisar Jepang, Kaisar Iwakura, melewati Istanbul dalam perjalanannya menuju Eropa.

Baca Juga

Laporan diplomat Genichiro Fukuchi dicirikan oleh akurasi dan ketelitian, terutama dalam berbicara tentang banyaknya barang-barang Turki di pameran-pameran Eropa.

Biksu Mukurai Shimaji mencatat kesan dan daya tariknya dengan masyarakat Islam dan misi tersebut dalam perjalanan ke Eropa dan Amerika Serikat untuk belajar tentang pengalaman sipil dan institusional di sana.

Tujuh tahun setelah kunjungan dan laporan Fukuchi, sebuah kapal perang Jepang yang dipimpin oleh Kapten Seiaki tiba, di mana Letnan Kolonel Inoue bertemu dengan Sultan Abdul Hamid II, yang kemudian memberitahukan kepadanya, “Saya akan mengirim kapal perang untuk menyampaikan salam saya kepada Kaisar, dan tolong sampaikan salam saya kepada Kaisar.”

Pada 1880, sebuah misi diplomatik tidak resmi Jepang yang dipimpin oleh Pangeran Hibi, seorang kerabat Kaisar, tiba dan disambut dengan hangat. Pada 1887, Pangeran Komatsu tiba dalam sebuah misi diplomatik dengan membawa medali kehormatan dari Kaisar kepada Sultan Abdul Hamid.

Di sisi lain, Sultan Abdul Hamid II ingin berkomunikasi dengan umat Islam di Asia Selatan dan menampilkan dirinya sebagai Khalifah Muslim di bawah nama Liga Islam.

Dia menemukan dalam mengirimkan kapal perusak Utsmaniyah atas nama ayah dari pendiri negara, Ertugrul, sebuah kesempatan yang cocok untuk berkomunikasi dengan Jepang sebagai sekutu potensial, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan umat Islam di Asia Selatan.

BACA JUGA: Berkat Kecerdasan Ilmuwan Iran, Program Nuklir tak Dapat Diserang atau Dibom Sekalipun

 

Kapal Ertugrul diluncurkan pad 1889 di bawah komando Ali Osman Pasha, salah satu komandan angkatan laut Utsmaniyah yang terkemuka, dan tiba setelah 11 bulan.

Penderitaan dan kecelakaan yang parah, dan berlabuh di Jepang pada 13 Juni 1890, sehingga menjadikan Muslim pertama yang menginjakkan kakinya di tanah Jepang sebagai Ali Osman Pasha dari Turki, dengan penghargaan penuh kami kepada Ibnu Battuta dan perjalanannya serta keberlangsungan hidup yang mendahuluinya.

Kapal dan awaknya tetap berada dalam keramahan Jepang yang terhormat selama tiga bulan, dan Pasha mempersembahkan dekorasi kerajaan tertinggi kepada Kaisar Jepang, dan ada wabah kolera yang menewaskan 15 pelaut.

photo
Arsitektur peninggalan Ottoman - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement