REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi perjuangan pro-Palestina merdeka, Hamas, mengonfirmasi syahidnya Dr Salah al-Bardawil. Almarhum merupakan seorang anggota biro politik gerakan tersebut dan sekaligus legislator Palestina. Ia gugur saat sedang sujud dalam shalat tahajud akibat dibom militer Israel (IDF).
Hamas menyebut bahwa al-Bardawil menjadi syuhada dalam "operasi pembunuhan Zionis yang berbahaya." Almarhum menjadi korban operasi IDF ketika ia sedang melaksanakan shalat tahajud pada malam ke-23 bulan suci Ramadhan. Lokasi gugurnya ialah tenda pengungsian di daerah Al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis.
Dalam ajaran Islam, wafat dalam keadaan syahid memiliki sejumlah keutamaan. Allah SWT sangat memuliakan Mukminin yang mati syahid di jalan-Nya.
Sebuah hadis menjelaskan bahwa Muslim yang mati syahid ingin kembali hidup hanya untuk kembali mati syahid lagi. Sebab, begitu besarnya pahala dari sisi Allah SWT untuk mereka yang gugur di jalan-Nya.
Berikut ini sejumlah dalil Alquran maupun as-Sunnah yang menggambarkan kenikmatan yang didapat para syuhada, yakni di kehidupan sesudah kematian.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ
"Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya" (QS Ali Imran: 169).
Orang-orang yang telah terbunuh sebagai syuhada dalam perang fī sabīlillāh, janganlah dikira mereka mati, sebagaimana anggapan orang-orang munafik, tetapi mereka masih hidup di sisi Allah, mendapat rezeki dan nikmat yang berlimpah. Bagaimana keadaan hidup mereka seterusnya, hanyalah Allah yang mengetahui. (Tafsir Kementerian Agama)
Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Para syuhada berada di tepi sungai dekat pintu surga, mereka berada dalam sebuah kubah yang hijau. Hidangan mereka keluar dari surga itu setiap pagi dan sore. (Riwayat al-Hakim, Ahmad dan at-Tabrani dari Ibnu Abbas).
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang yang telah mati dan memperoleh kenikmatan di sisi Allah, kemudian ingin kembali ke dunia kecuali orang yang mati syahid. Ia ingin dikembalikan ke dunia, kemudian mati syahid lagi. Hal itu karena besarnya keutamaan mati syahid" (HR Imam Muslim).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَرِحِيْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۙ وَيَسْتَبْشِرُوْنَ بِالَّذِيْنَ لَمْ يَلْحَقُوْا بِهِمْ مِّنْ خَلْفِهِمْ ۙ اَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۘ
"Mereka bergembira dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya dan bergirang hati atas (keadaan) orang-orang yang berada di belakang yang belum menyusul mereka, yaitu bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati" (QS Ali Imran: 170)
Rasulullah SAW dalam sebuah hadis menjelaskan, para syuhada Perang Uhud setelah menikmati karunia Tuhan, mereka berkata, “Mudah-mudahan teman-teman kami mengetahui kenikmatan ini.” Kemudian dijawab oleh Allah, “Akulah yang menyampaikan hal ini kepada mereka.”
Para syuhada itu bergembira atas nikmat dan kemurahan yang telah diberikan Allah kepada mereka. Dan mereka berharap terhadap kawan-kawan mereka seperjuangan yang tidak gugur dalam perang fii sabilillāh sekiranya mereka dapat pula memperoleh kemurahan dan nikmat Allah yang serupa dengan apa yang mereka peroleh. Bagi mereka ini tidak ada kekhawatiran dan kesusahan. (Tafsir Kementerian Agama)