REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Warga Palestina masih mengalami duka pada Ramadhan tahun ini. Penjajah Israel yang secara sepihak mengakhiri gencatan senjata kembali menyerang Gaza.
Daerah kantong yang terkepung itu pun kembali diserang pada Selasa (18/3/2025) menjelang sahur. Ratusan korban menjadi syuhada tidak hanya di Gaza tetapi juga di Tepi Barat.
Menteri Kehakiman dan Penasihat Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Al-Habbash mengungkapkan, serangan Israel tersebut sudah menimbulkan sebanyak 500 korban.
"Pagi ada serangan Israel yang menimbulkan 500 korban," ujar Mahmoud dalam acara 1Iftar Talk bertajuk "Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump" yang digelar Institut for Humanitarian Islam di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Mahmoud mengatakan, Palestina adalah bangsa yang mencintai perdamaian dan tidak bisa menerima serangan Israel sampai kapanpun. Menurut dia, bangsa Palestina akan tetap berdiri di tanah air yang sudah ditinggalinya sejak 6.000 tahun lalu. Karena itu, perlu ditegaskan bahwa membela Palestina bukan saja tugas bangsa, tapi juga tugas agama.