Selasa 11 Mar 2025 08:21 WIB

Israel Putus Listrik Gaza, Begini Peringatan Keras Hamas

Saat ini sudah tidak ada lagi aliran listrik yang diterima di Jalur Gaza

Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.
Foto: REUTERS/Hatem Khaled
Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Kebijakan penjajah Israel memutus aliran listrik ke jalur Gaza dinilai merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan gencatan senjata, demikian menurut anggota biro politik Hamas Izzat Al-Risheq.

"Keputusan penjajah untuk memutus aliran listrik, menutup lalu lintas perbatasan, memblokade masuknya bantuan dan bahan bakar, serta membuat rakyat kami kelaparan adalah contoh dari hukuman kolektif yang merupakan tindak kejahatan," kata Al-Risheq melalui media sosial Telegram, Senin (10/3/2025).

Baca Juga

Menurut dia, hal tersebut merupakan tindakan putus asa untuk meningkatkan tekanan kepada rakyat dan perlawanan Palestina melalui kebijakan pemerasan yang murahan dan tak bisa diterima.

Pada Ahad, petinggi otoritas energi rezim Zionis Eli Cohen mengatakan telah memerintahkan pemutusan pasokan listrik ke Jalur Gaza untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera.

Menurut perusahaan listrik Israel, saat ini sudah tidak ada lagi aliran listrik yang diterima di Jalur Gaza setelah pasokan tenaga tersebut sempat dipulihkan untuk operasional sistem pembuangan limbah di wilayah kantong tersebut.

Pemutusan pasokan listrik ini dilakukan Israel setelah mereka melarang masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 2 Maret lalu. Israel juga mengancam akan terus menekan Hamas karena penolakan mereka terhadap perpanjangan gencatan senjata di Gaza menurut rencana Amerika Serikat serta pembebasan sandera.

Sebelumnya dari 19 Januari hingga 1 Maret, gencatan senjata sesuai kesepakatan Israel dan Hamas berlaku di Jalur Gaza, dan telah dilaksanakan pertukaran sandera Israel dan Palestina sebagaimana disepakati.

Selama enam pekan gencatan senjata, Hamas telah membebaskan 30 sandera yang masih hidup serta delapan jenazah sandera yang wafat.

Sebagai timbal balik, Israel membebaskan sekitar 1.700 tahanan Palestina, termasuk yang divonis seumur hidup di Israel, serta menarik pasukan militernya dari area internal jalur Gaza. Hingga kini, sebanyak 59 sandera Israel dilaporkan masih ada di Jalur Gaza, dan setengahnya telah dinyatakan meninggal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement