Senin 10 Mar 2025 08:56 WIB

Ramadhan Anti Mager: Pakar Ajak Anak Aktif Meski Puasa

Jika dijalankan, kegiatan Ramadhan dapat membentuk kebiasaan positif jangka panjang.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah anak berbuka puasa (ilustrasi). Bulan Ramadhan menjadi momentum bagi anak sekolah untuk membentuk karakter dan keterampilan sosial.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah anak berbuka puasa (ilustrasi). Bulan Ramadhan menjadi momentum bagi anak sekolah untuk membentuk karakter dan keterampilan sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bulan Ramadhan menjadi momentum bagi anak sekolah untuk membentuk karakter dan keterampilan sosial. Dalam proses ini, orang tua dan guru dinilai memiliki peranan penting untuk mendukung serta mengarahkan kegiatan positif bagi anak.

Pakar sosiologi pendidikan Universitas Airlangga, Prof Tuti Budirahayu, mengatakan orang tua dan pihak sekolah dapat membuat jadwal kegiatan bagi anak yang seimbang. Misalnya, anak diarahkan untuk memulai hari dengan tadarus Alquran selama 10 hingga 15 menit setelah sahur dan Sholat Subuh, sebelum melanjutkan dengan belajar serta mengerjakan tugas sekolah.

Baca Juga

“Setelah Sholat Dzuhur, anak bisa disarankan untuk beristirahat dengan tidur siang secukupnya agar tetap bugar dan produktif hingga waktu berbuka puasa nanti,” kata Prof Tuti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Menurut Prof Tuti, salah satu tantangan utama selama Ramadhan adalah kebiasaan menghabiskan waktu dengan bermain gawai atau aktivitas yang kurang bermanfaat. Ia menekankan bahwa berpuasa tidak berarti hanya tidur atau bermain tanpa tujuan.

Oleh karena itu, penyusunan jadwal kegiatan dapat menjadi kesempatan bagi siswa untuk melatih kedisiplinan, kesabaran, hingga toleransi.

“Jadwal ini membantu siswa tetap aktif dan tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Karena sering kali saat puasa anak malah main game melalui gawainya, apalagi saat libur,” kata Prof Tuti.

Jadwal kegiatan yang terstruktur juga membantu siswa belajar mengelola waktu lebih baik. Hal itu dapat berpengaruh pada efektivitas belajar dan kesiapan menghadapi tantangan akademik setelah Ramadhan.

“Jika dijalankan dengan baik, kegiatan Ramadhan dapat membentuk kebiasaan positif jangka panjang,” ujar Prof Tuti.

 

 

photo
Cara mengajarkan anak berpuasa. - (DOK REPUBLIKA)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement