Senin 10 Mar 2025 13:38 WIB

Di Kediaman Prof Din, Tokoh Katolik Hingga Konghucu Dialog Masalah Puasa

Acara ini dihadiri puluhan tokoh lintas agama untuk mempererat dialog antar iman.

Prof Din Syamsuddin
Foto: Republika/Prayogi
Prof Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan, Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN PIM) bersama Eduversal Foundation dan Komunitas Orbit Lintas Karya menggelar acara Iftar dan Silaturahim pada Ahad (9/3/2025) di kediaman Profesor Din Syamsuddin di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Acara yang dihadiri oleh puluhan tokoh lintas agama ini tidak hanya menjadi ajang berbuka puasa bersama, tetapi juga mempererat dialog antar iman dalam suasana Ramadhan. Usai tarawih, diselenggarakan Dialog Setelah Tarawih bertajuk "Puasa dalam Perspektif Agama-Agama."

Baca Juga

Prof Din membuka diskusi dengan menegaskan bahwa puasa adalah praktik universal dalam berbagai agama. Meskipun memiliki perbedaan bentuk, tetap memiliki esensi yang sama yakni menahan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Handoyo Budhisejati pegiat kemasyarakatan Katolik  menjelaskan bahwa dalam tradisi Katolik, puasa dan pantang merupakan bagian penting dari ibadah, terutama selama masa pra paskah. Umat Katolik berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, dengan aturan makan hanya satu kali kenyang dalam sehari, serta pantang daging setiap Jumat. 

"Puasa dalam Katolik mengajarkan disiplin rohani dan solidaritas dengan mereka yang berkekurangan," ujar Handoyo.

Uung Sendana, Mantan Ketua Umum MATAKIN menambahkan, dalam ajaran Konghucu, puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi lebih kepada pembinaan moral dan pengendalian diri. 

Ia menjelaskan, dalam tradisi Zhai Jie, seseorang berpuasa dengan membatasi konsumsi makanan tertentu serta menghindari perilaku buruk. "Puasa dalam Konghucu menekankan kesederhanaan, introspeksi, dan kebajikan," ujarnya.

photo
Ilustrasi toleransi, persaudaraan, kebersamaan, ukhuwah islamiyah. - (Republika/Prayogi)
 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement