Sabtu 08 Mar 2025 15:18 WIB

Hindari Tudingan Gusur Paksa Warga Gaza, Israel Rencanakan Siasat Licik Berikut ini

Israel tetap berambisi mengusir seluruh warga Gaza dan menguasai penuh wilayah itu.

Warga Palestina melaksanakan Sholat Jumat pertama bulan suci Ramadan di Masjid Imam Shafii, yang rusak akibat serangan tentara Israel, di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, Jumat (7/3/2025). Warga Palestina di Gaza menggelar sholat jumat diantara reruntuhan masjid Imam Shafii pasca gencatan senjata dengan Israel. Meski penuh keterbatasan, warga tetap khusyuk menjalani ibadah sholat jumat pertama di bulan Ramadhan.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina melaksanakan Sholat Jumat pertama bulan suci Ramadan di Masjid Imam Shafii, yang rusak akibat serangan tentara Israel, di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, Jumat (7/3/2025). Warga Palestina di Gaza menggelar sholat jumat diantara reruntuhan masjid Imam Shafii pasca gencatan senjata dengan Israel. Meski penuh keterbatasan, warga tetap khusyuk menjalani ibadah sholat jumat pertama di bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Mesir dan negara Arab sudah merencanakan pemulihan dan rehabilitasi Gaza, Israel tetap punya ambisi berbeda. Zionis dan pemimpinnya Benjamin Netanyahu bersikeras menguasai seluruh Gaza. 

Hal itu dilakukan dengan memindahkan semua warga Gaza ke negara lain. Namun untuk memuluskan niat tersebut, Netanyahu berupaya menghindari tudingan negatif menggusur paksa warga Gaza. Dia beserta seluruh elemen pemerintahannya merencanakan siasat licik tentang membujuk warga Gaza pindah ke negara lain.

Baca Juga

Terungkap di Israel hari ini (Jumat) bahwa sidang pemerintah yang dijadwalkan pada hari Minggu akan membahas “rencana pemindahan lunak” bagi penduduk Gaza, yang akan dimulai dengan mendorong mereka yang “ingin” beremigrasi untuk pindah ke negara lain.

Pertimbangan ini muncul setelah pembentukan badan administratif di Kementerian Pertahanan Israel yang misinya adalah untuk melaksanakan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mendeportasi warga Gaza ke luar negeri.

Sumber-sumber kementerian Israel mengatakan bahwa rencana pemindahan “lunak” tersebut mempertimbangkan kebutuhan untuk menghindari tuduhan terhadap negara Ibrani tersebut atas pemindahan paksa, karena takut akan kecaman internasional atas “kejahatan perang.”

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement