REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Pemimpin gerakan Ansar Allah di Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, memberikan tenggat waktu 4 hari kepada para mediator dalam negosiasi terkait Jalur Gaza. Penguasa Yaman tersebut menekankan bahwa "jika musuh Israel terus mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, operasi angkatan laut terhadapnya akan dilanjutkan."
Dalam pidatonya yang membahas perkembangan regional dan internasional terkini, Houthi merujuk pada eskalasi Israel baru-baru ini di Palestina. “Kami tidak hanya mengeluarkan pernyataan, tetapi kami mampu mendukung Palestina di beberapa bidang,” ujar pimpinan tertinggi milisi Yaman tersebut.
Dalam proses pelaksanaan perjanjian di Gaza, jelas terlihat bahwa musuh Israel menunda-nunda pemenuhan kewajibannya, terutama yang terkait dengan berkas kemanusiaan. Musuh Israel menurutnya menghindari pemenuhan kewajibannya yang terkait dengan hak-hak kemanusiaan.
Houthi mengatakan, "Saudara-saudara di gerakan Hamas sangat ingin memenuhi sepenuhnya kewajiban mereka dalam perjanjian tersebut, dan hal ini jelas terlihat dari pihak mereka."
Berkas kemanusiaan memiliki hak dan kewajiban dalam kerangka perjanjian dan dengan jaminan para penjamin, yang mana musuh mencoba untuk mengurangi dan tidak memenuhinya pada tingkat yang ditetapkan dengan jelas.