REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjalankan ibadah puasa di tengah kondisi pengungsian akibat banjir menjadi tantangan tersendiri. Keterbatasan akses terhadap makanan bergizi dan kondisi lingkungan yang kurang ideal menuntut perhatian khusus terhadap asupan nutrisi.
Dokter spesialis penyakit dalam, Kasim Rasjidi, mengatakan kurma merupakan pilihan terbaik untuk sahur dan berbuka di pengungsian. "Makanan terbaik sebenarnya adalah kurma karena nutrisinya bagus dan tahan lama, ampas yang harus dibuang juga sedikit," ujarnya kepada Republika.co.id pada Rabu (5/3/2025).
Kurma kaya akan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh selama berpuasa. Namun, ia menyadari bahwa kebiasaan makan masyarakat dan persepsi tentang gizi yang berbeda menjadi tantangan dalam mengaplikasikan hal ini.
Sebagai alternatif, dr Kasim merekomendasikan sayuran matang seperti sup, capcai, pecel, urap, dan tumisan. "Semua itu kan dimasak dengan praktis. Tentu perlu cepat disajikan supaya tidak basi," ujarnya.
Sayuran segar mentah seperti lalap dan karedok sebenarnya lebih baik, tetapi persiapan mencuci dalam jumlah besar menjadi tidak praktis dan berisiko. Buah-buahan berkulit seperti pisang dan jeruk juga merupakan pilihan yang baik, karena kaya akan vitamin dan nutrisi.
Dr Kasim tidak menganjurkan konsumsi biskuit, roti, mi instan, dan produk terigu campur gula. "Sama sekali tidak menganjurkan biskuit, roti, mie instan, dan produk terigu campur gula karena tidak ada gunanya dari segi apapun, bahkan menurunkan imunitas yang justru sedang perlu ditingkatkan pada kondisi seperti ini," ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa karbohidrat dari tepung dan gula dapat memengaruhi emosi, yang cenderung labil di situasi pengungsian. Untuk minuman, dapur umum yang menyediakan herbal encer dari jahe dan sereh sangat membantu, karena selain memenuhi kebutuhan cairan, juga menghangatkan tubuh.
"Dapur umum yang menyediakan herbal encer dari jahe dan sereh akan sangat membantu, karena selain memenuhi keperluan cairan, juga menghangatkan. Ini mudah dan praktis membuatnya," kata dr Kasim.
Ia tidak menyarankan susu bagi yang tidak terbiasa, karena dapat menyebabkan diare. Susu kacang hijau, merah, atau tanah dinilainya lebih baik. Jika dana terbatas untuk protein, maka bisa memperbanyak konsumsi sayuran, yang merupakan bahan baku protein yang akan diolah oleh hati.