REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Belum lama ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali serukan umat Islam dan masyarakat umum untuk melanjutkan bahkan memperkuat aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel pelaku genosida. Gerbang Pronas sangat menyambut baik seruan MUI tersebut.
"Kami kira Ramadhan adalah momentum terbaik menegakan amar ma'ruf nahi munkar, bulan keberkahan di mana yang melakukan amal baik akan dibalas berlipat ganda," kata Koordinator Gerakan Kebangkitan Produk Nasional (Gerbang Pronas), Fuad Adnan kepada Republika, Senin (3/3/2025)
Fuad mengutip sebuah riwayat yang disampaikan Imam Thabrani: Maka takutlah kalian (terhadap) bulan Ramadhan, sesungguhnya amalan-amalan kebaikan dilipatgandakan pada bulan tersebut (Ramadan) dan begitu juga dengan amalan-amalan keburukan. (HR Imam Thabrani)
Fuad menegaskan, boikot produk yang berafiliasi dengan Zionis Israel pelaku kejahatan keji terhadap Palestina adalah amal baik yang bernilai pahala. Kemenangan terus semakin terlihat dengan digelarnya gencatan senjata.
"Dan gencatan senjata yang berlangsung tentu tidaklah menyurutkan semangat umat untuk tetap menolak membeli produk terafiliasi zionis Israel," ujar Fuad.
Koordinator Gerbang Pronas menyampaikan, masyarakat boleh berasumsi bahwa gencatan senjata antara Israel pelaku genosida dan Hamas pejuang kemerdekaan Palestina adalah kondisi sementara. Karena sementara negeri zionis Israel tidak berdaya lagi melakukan genosida di bumi Palestina.
Pasalnya mungkin karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti kecaman dunia internasional yang terus muncul dan dukungan yang melemah terhadap pemimpin zalim Benjamin Netanyahu.
"Dan yang tidak boleh dilupakan adalah faktor anggaran perang yang kian terus merosot tajam untuk pemerintahan zionis Israel saat ini," ujar Fuad.
Ia menegaskan, boikot produk terafiliasi zionis Israel memberi sumbangsih besar terhadap kebangkrutan Israel memerangi Palestina.
Di bulan Ramadhan kali ini, Gerbang Pronas sekali lagi mengajak umat dan masyarakat yang mencintai kedamaian dan kemanusiaan, mari seru bersama "lanjutkan boikot, jangan berhenti."