Kamis 27 Feb 2025 19:35 WIB

Hindari Makan Mi Bersama Nasi Saat Sahur, Ini Alasannya

Kurma kering, buah, dan salad, menjadi alternatif menu sehat untuk sahur.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Keluarga menyantap hidangan sahur (ilustrasi). Dr Kasim Rasjidi tidak menyarankan umat Islam untuk menyantap nasi bersama mi saat sahur.
Foto: Republika
Keluarga menyantap hidangan sahur (ilustrasi). Dr Kasim Rasjidi tidak menyarankan umat Islam untuk menyantap nasi bersama mi saat sahur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memasuki bulan Ramadhan, banyak orang mencari menu sahur yang dianggap bisa memberi energi sepanjang hari. Health Coach dan Penggagas Indonesia Sehat Selaras, dr Kasim Rasjidi, tidak menyarankan umat Islam untuk menyantap nasi bersama mi saat sahur.

Ia menjelaskan, nasi dan mi termasuk karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi, sehingga dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat diikuti oleh penurunan drastis, yang akhirnya membuat tubuh lebih cepat lelah. “Terutama mi, yang berbahan dasar terigu sebagai karbohidrat simpel, kurang dianjurkan. Apalagi bagi penderita diabetes atau yang memiliki masalahan peradangan, sangat tidak dianjurkan,” kata dr Kasim saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (27/2/2025).

Baca Juga

Dia mengatakan kurma kering, buah, dan salad, menjadi alternatif menu sehat untuk sahur. Dokter Kasim menjelaskan karbohidrat dalam kurma kering dicerna dan diserap oleh tubuh lebih lambat dibandingkan  karbohidrat dari makanan lain seperti nasi dan mie. Karenanya, menurut dokter Kasim, konsumsi kurma kering untuk sahur bisa membantu menjaga energi lebih lama tanpa menyebabkan fluktuasi darah yang drastis.

“Untuk sahur bisa makan kurma kering lalu sekitar sepuluh menit kemudian minum air, mulai sahurnya bisa mendekati imsak sesuai anjuran Rasulullah. Kalau perlu tambahan, saya anjurkan buah potong lokal, bisa juga sayur seperti salad,” kata dr Kasim.

Dokter Kasim juga tidak menyarankan konsumsi protein seperti daging saat sahur. Menurut dr Kasim, daging terutama yang merah, membutuhkan lebih banyak energi dan waktu untuk dicerna. Apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah besar, maka hal itu dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengantuk.

“Jadi untuk protein, seperti daging, saya sarankan dikonsumsi saat buka puasa saja, jangan saat sahur,” kata dr Kasim.

Menjelang awal Ramadhan 1446 H, dr Kasim mengajak umat Islam untuk memilih sahur yang sehat dengan jumlah yang tidak berlebihan. Dengan begitu, ibadah puasa akan lebih lancar dan menenangkan.

“Sahur adalah waktu di mana sistem organ tubuh mulai masuk ke fase istirahat, tetapi juga bersiap untuk beraktivitas menggunakan energi dari cadangan tubuh. Jika salah memilih makanan, justru bisa membuat tubuh lebih mudah lemas dan mengantuk,” kata dr Kasim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement