Jumat 21 Feb 2025 18:55 WIB

Agar Puasa tak Sekadar Menahan Lapar dan Haus

Luruskan niat, puasa Ramadhan tak sekadar menahan lapar dan haus.

Ilustrasi puasa tak sekadar menahan lapar dan dahaga
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Ilustrasi puasa tak sekadar menahan lapar dan dahaga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian Muslim mungkin masih ada yang menganggap bahwa puasa hanyalah soal menahan lapar dan haus. Sungguh ini keliru.

Puasa bukanlah hanya soal menahan lapar dan haus. Sebab, bukanlah perkara tidak makan dan tidak minum itu yang dilihat dalam penilaian Allah SWT atas hamba-Nya yang berpuasa.

Baca Juga

Anggota Fatwa Dar al-Ifta Mesir, Syekh Uwaidah Utsman, menjelaskan, ada sebuah hadis sahih yang memperjelas hal tersebut.

Seperti diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan haram serta perilaku jahil, maka Allah tidak butuh rasa lapar dan haus yang ditahannya (saat berpuasa)" (HR Bukhari)

"Tentu ketika seseorang mendengar sabda Nabi SAW tersebut, dia gelisah dan takut bila amal ibadah yang telah dikerjakan dan diupayakan dengan sungguh-sungguh justru tertolak di Hari Kebangkitan kelak," kata Syekh Uwaidah, seperti dilansir Masrawy beberapa waktu lalu.

Karena itu, Syekh Uwaidah menekankan, orang yang beriman harus melindungi dirinya dari berbagai hal yang dilarang. Misalnya, dengan menjaga pandangan mata dan perut dari makanan yang diharamkan.

"Jika seseorang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan di bulan Ramadhan, dia memang telah memenuhi kewajibannya dan puasanya sah. Tetapi, banyak pahala yang disia-siakan oleh dirinya karena tidak menjaga kemuliaan bulan suci Ramadhan," jelasnya.

Nabi SAW bersabda, "Mungkin seseorang tidak mengambil apa pun dari puasanya kecuali lapar, dan dari shalat sunnahnya di malam hari tidak mendapat apa pun kecuali sekadar bangun." (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Untuk itu, luruskan niat. Jadikanlah nanti puasa tak sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga. Pandangan pun mesti dijaga. Hindari pula perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Manfaatkan waktu luang dengan sesuatu yang bermanfaat demi kebaikan di dunia dan akhirat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Bersuka cita

Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang agung dan penuh berkah. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Ramadhan adalah bulan istimewa yang selalu dirindukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement