Jumat 21 Feb 2025 18:33 WIB

Persembahan Muhammadiyah, Film 'Djuanda' akan Segera Tayang

Biopik ini mengisahkan seorang pahlawan nasional yang juga tokoh Muhammadiyah.

Film Djuanda. Biopik ini mengisahkan kehidupan seorang pahlawan nasional yang juga tokoh Muhammadiyah.
Foto: ist
Film Djuanda. Biopik ini mengisahkan kehidupan seorang pahlawan nasional yang juga tokoh Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setelah sukses dengan film Sang Pencerah, Muhammadiyah kembali mempersembahkan karya monumental. Kali ini, organisasi masyarakat (ormas) Islam tersebut membuat film biografi atau biopik mengenai sosok pahlawan nasional, Ir Djuanda Kartawidjaja. Penggagas Deklarasi Djuanda 1957 itu juga dikenang sebagai kader Muhammadiyah.

Ketua Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Gunawan Budiyanto mengatakan, biopik Djuanda dengan durasi 120 menit itu akan bercerita mengenai Ir Djuanda muda yang berjuang keras untuk mencapai cita-citanya: kemerdekaan Indonesia. Seperti terekam dalam pelbagai buku sejarah, sosok yang akhirnya menjadi perdana menteri Indonesia ke-10 itu sejak muda sudah menonjol dalam nilai-nilai akademik.

Baca Juga

“Djuanda muda yang menonjol dalam nilai karena kejeniusannya, justru semakin mendapat tekanan dan perundungan. Tak putus asa, tekanan tersebut memberikan api semangat dan tekad yang membara dalam diri Djuanda. Netherlands Indie (Indonesia) harus terbebas dari penjajahan Belanda,” ujar Prof Gunawan di Yogyakarta, Jumat (21/2/2025).

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu meneruskan, Ir Djuanda sejak muda sudah memiliki mental pejuang. Bagi tokoh yang kini wajahnya menghiasi uang Rp 50 ribu itu, kemerdekaan Indonesia adalah tujuan mutlak agar negeri ini bebas dari penjajahan.

Ketika pada akhirnya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945, kekuatan penjajah tidak lantas surut. Bahkan, Belanda kembali datang usai Perang Dunia II dengan maksud ingin kembali menjajah negeri ini.

"Pertempuran lalu pecah di mana-mana. Pihak Belanda masih terus bersikeras bahwa di Netherlands Indie tidak ada negara Indonesia," tutur Prof Gunawan, menggambarkan suasana perjuangan Ir Djuanda pada masa revolusi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement