Jumat 21 Feb 2025 09:32 WIB

Melacak Jejak Awal Sistem Pendidikan Islam

Sejarah pendidikan Islam dapat dilacak setidaknya sejak hijrahnya Nabi SAW ke Madinah

ILUSTRASI Santri mengaji.
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
ILUSTRASI Santri mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut J Pedersen dalam artikelnya di buku Encyclopaedia of Islam, Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadhan tahun kedua setelah hijrah merupakan tonggak penting. Sebab, sejak saat itulah, rintisan pendidikan Islam mulai terasa menguat.

Kemenangan Muslimin dalam Perang Badar tak hanya menandakan kejayaan Islam di hadapan agresor. Ini pun menjadi momentum kebangkitan pendidikan.

Baca Juga

Ceritanya bermula ketika pasukan Muslimin saat itu berhasil menawan sekira 70 orang dari pihak musuh, yakni musyrikin Quraisy. Dari semua tawanan pasca-Perang Badar itu, ada dua orang yang dihukum mati lantaran kejahatan yang mereka lakukan sudah terlampau keji. Namun, ada pula dari para tawanan itu yang dibebaskan dengan syarat bahwa mereka mengajarkan baca-tulis kepada anak-anak Madinah.

Lepas dari peperangan tersebut, Nabi Muhammad SAW juga terus menggerakkan pendidikan. Beliau mengirimkan guru untuk mengajarkan Alquran dari kalangan sahabat.

Bagaimanapun, kegiatan belajar-mengajar saat itu belum dilaksanakan dalam sebuah institusi pendidikan formal, layaknya seperti sekarang zaman modern

Kegiatan belajar pada masa awal kekuasaan Islam dilakukan di masjid-masjid. Caranya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil (halaqah).

Halaqah merupakan sistem belajar-mengajar tanpa menggunakan kelas, bangku, meja, dan papan tulis. Bahkan, para pelajarnya pun tidak menggunakan sistem baca-tulis, melainkan hanya dengan hafalan. Tulisan hanya dipergunakan untuk menulis Alquran, sedangkan hadis Nabi SAW tidak diperkenankan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Berkembang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement