REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gencatan senjata antara Hamas Palestina dan Israel telah berlangsung selama 10 hari sejak disepakati Ahad (19/1/2025) lalu. Gencatan senjata itu pun disambut sukacita oleh masyarakat Gaza dan dunia, khususnya warga Indonesia.
Hal itu terlihat dari semangat dukungan warga Indonesia yang terus dikirimkan, baik berupa doa bersama dan bantuan kemanusiaan seperti bahan-bahan logistik.
Sejalan dengan itu, sebanyak 17 Lembaga Kemanusiaan di Indonesia berkolaborasi dalam penyaluran bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang terdampak di Gaza.
17 Lembaga kemanusiaan itu adalah Gerak Bareng, Sahabat Almira Indonesia, Baitul Maal Munzalan, Icikiwir, Kebukit, Simpul Jemari Berbagi, Majilis Taklim Baitussyaakirin, Sinergi Cahaya Kamil, Sinergi Puspita, Alpi, Irsyadul Ummah Peduli, Sehati Gerak Bersama, Perguruan Al Islamiyah Jakarta, Sedekah Bareng, Ponpes Al Ghifari Quran, dan Devina Charity
Salah satu relawan kemanusiaan yang akan memimpin keberangkatan menuju Yordania, Ahmad Zaki Ali mengatakan, proses penyaluran bantuan ini akan diwakili empat orang relawan yang akan berangkat ke Jordania selama 12 hari, yakni 29 Januari hingga 10 Februari 2025.
Kolaborasi ini menjadi wujud nyata dari sinergi 17 lembaga kemanusiaan yang memiliki visi yang sama yaitu solidaritas masyarakat Indonesia untuk palestina.
Relawan dari Gerak Bareng ini mengungkapkan, data per hari ini warga Gaza masih membutuhkan sekitar 135 ribu tenda. Menurut dia, satu tenda itu bisa diisi empat sampai lima orang, sehingga sekarang ini ada lebih dari 600 ribu warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal.