Ahad 26 Jan 2025 14:05 WIB

Menggapai Isra Mi'raj dengan Khusyuknya Shalat

Peringatan Isra Miraj hendaknya jadi momentum untuk tingkatkan ketakwaan.

Shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa Isra Mi'raj jangan hanya dimaknai sebagai peringatan tahunan dalam sejarah saja. Umat Islam dinilai perlu menyadari makna shalat dan mengapa perlu khusyuk dalam mengerjakannya.

Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho mengingatkan, perintah shalat kepada umat Islam jangan hanya dimaknai sebagai rutinitas tanpa ruh. Dari 17 rakaat dalam shalat lima waktu, setidaknya umat Islam akan menyebutkan takbir sebanyak 94 kali dalam sehari.

Baca Juga

Hal yang perlu diingat, Kiai Ahsin menekankan, ucapan takbir dan menyebut asma Allah bukanlah kegiatan yang dimaknai sama dengan mengucapkan kalimat lain. Dia pun mengatakan, ketika seorang hamba tengah mendirikan shalat maka perlu baginya untuk mengingat tentang dialognya dengan orang-orang langit.

“Bayangkan, kalau seandainya orang itu membayangkan kebesaran Allah SWT, ia akan sadar bahwa betapa dahsyatnya perkara shalat ini. Kita makhluk bumi, kita disaksikan oleh langit, kita tahu betapa kecilnya kita, dan betapa besarnya Allah SWT. Maka saat mengucapkan takbir, hati pasti bergetar hebat,” kata Kiai Ahsin, dilansir dari Pusat Data Republika.

Untuk itu, perlu shalat secara khusyuk. Peristiwa Isra Mi'raj yang dihadirkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW bukanlah peristiwa isapan jempol yang boleh disepelekan. Lebih dari itu, umat Islam perlu mengingat bahwa perintah sholat merupakan kewajiban utama untuk terus mengingat betapa lemahnya seorang hamba di hadapan Allah SWT Tuhan Yang Mahaesa.

Dalam sambutannya di Masjid Istiqlal, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Ahmad Zayadi mengatakan, ada hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Menurut Ustaz Jayadi, bagi umat Muslim saat ini, peringatan Isra Mi'raj adalah momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai hamba Allah.

“Hikmah terpenting dari peringatan Isra Miraj.. subhanalladzi asra bi’abdihilaila.. ini menandakan bahwa tujuan terpenting dari Isra Miraj ini adalah meningkatkan kapasitas kita, kapabilitas kita sebagai Abdullah, hambah Allah, untuk kemudian bisa melaksanakan, bisa mengaktualisasikan ke hambaan kita, tunduk setudnuk-tunduknya, patuh sepatuh patuhnya, pasrah se pasrah-pasrahnya kepada Allah swt,” ujar Ustaz Jayadi, dikutip dari siaran langsung di akun YouTube Masjid Istiqlal TV.

Lantas, bagaimana cara kita meningkatkan kapasitas diri sebagai hambah Allah? Dia menilai, ini sangat penting untuk dibahas, karena akan menjadi modal bagi umat Muslim untuk menjalankan fungsi kedua dari manusia, yakni sebagai khalifah.

“Substansi dari Abdullah itu adalah ketundukan kepatuhan dan kepasrahan, sementara substansi dari Khalifah adalah kreatifitas. Oleh karena itu melalui peringatan Isra miraj ini kita diingatkan bahwa betul kita diminta untuk menjadi pribadi-pribadi yang kreatif, tapi jangan lupa kreatifitas yang akan kita kembangkan adalah kreatifitas yang didasari dengan sikap ketundukan, kepatuhan, dan kepasrahan (kepada Allah),” ujar Ustaz Jayadi.

“Semakin kreatif semakin tunduk, semakin kreatif semakin pasrah, semakin kreatif semakin dekat dengan Allah. Ini saya kira substansi penting dari peringatan Isra Mi'raj,” kata dia.

Peristiwa Isra Mi'raj

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement