Kamis 16 Jan 2025 15:36 WIB

Gencatan Senjata, Mengapa Hamas tak Sebut Saudi Hingga Yordania dalam Daftar Terima Kasih?

Pejabat Hamas akui peran negara-negara seperti Turki, Belgia hingga Indonesia.

Khalil al-Hayya, a high-ranking official with the Palestinian militant group, who has represented it in negotiations for a ceasefire and hostage exchange deal, speaks during an interview for The Associated Press, in Istanbul, Turkey, Wednesday, April 24, 2024.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Khalil al-Hayya, a high-ranking official with the Palestinian militant group, who has represented it in negotiations for a ceasefire and hostage exchange deal, speaks during an interview for The Associated Press, in Istanbul, Turkey, Wednesday, April 24, 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kesepakatan gencatan senjata dinilai membawa harapan baru bagi warga Gaza dan menjadi kemenangan bagi perlawanan Palestina. Pemimpin Hamas di jalur Gaza, Khalil al-Hayya, memuji upaya rakyat Palestina yang merefleksikan keteguhan mereka selama genosida Israel berlangsung. Al-Hayya juga berterimakasih terhadap dukungan regional dan internasional yang signifikan dalam perjuangan pembebasan yang sedang berlangsung sehingga gencatan senjata bisa terjadi.

Kepala Biro Politik Hamas itu mengakui solidaritas negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Al-Hayya menyebut Turki, Afrika Selatan, Aljazair, Rusia, Tiongkok, Malaysia, Indonesia, Belgia, Spanyol, dan Irlandia, dan memuji posisi terhormat mereka. "Kita sekarang menghadapi fase baru di Gaza yang tangguh: fase pembangunan, pelipur lara, menghilangkan dampak agresi, dan rekonstruksi," kata dia dalam pidatonya di jalur Gaza, Palestina, Kamis (16/1/2025) waktu setempat.

Baca Juga

Al-Hayya juga memuji pengorbanan Lebanon, dengan mencatat, "Rakyat Lebanon telah melakukan pengorbanan besar dan menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam membela dan mendukung perjuangan Palestina kami. Hizbullah telah mengorbankan ratusan martir, termasuk para pemimpin dan pejuangnya, yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang terhormat Sayyed Hassan Nasrallah, di jalan menuju al-Quds."

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Ansar Allah di Yaman, menyebut mereka "saudara sejati yang mengatasi jarak geografis dan mengubah persamaan perang dan kawasan."

Al-Hayya berterima kasih kepada Iran atas kontribusinya, dengan menyatakan, "Kami berterima kasih kepada Republik Islam Iran, yang mendukung perlawanan dan rakyat kami, terlibat dalam pertempuran, dan menyerang jantung musuh."

Ia juga memuji perlawanan Irak, yang katanya, "mendobrak semua penghalang untuk mendukung Palestina dan perlawanannya." 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement