Senin 13 Jan 2025 21:14 WIB

Sucikan Hati Sambut Ramadhan

Kehadiran Ramadhan senantiasa dirindukan oleh setiap Mukmin.

Ramadhan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Ramadhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hitungan pekan, kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1446 H, bulan penuh rahmat dan ampunan. Ramadhan merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT, kehadirannya senantiasa dinantikan dan dirindukan oleh setiap hamba-Nya yang beriman.

Banyak nama yang dinisbatkan kepada bulan Ramadhan, yaitu sebagai bulan Alquran (syahrul Qur’an), bulan penuh kasih sayang (syahrul rahmah), bulannya Allah (syahrullah), bulan keberkahan (syahrun mubarak), bulan ampunan (syahrul maghfirah), bulan pendidikan (syahrut tarbiyah), dan sebagainya. Nama-nama tersebut menandakan keagungan dan keutamaan Ramadhan.

Baca Juga

Dengan demikian, Ramadhan menjadi semacam bulan jamuan Allah SWT, yang di dalamnya sudah disiapkan berbagai menu dan hidangan menarik bagi hamba-Nya yang ingin dekat dengan-Nya (taqarrub ilallah).

Orang yang beriman siap menerima undangan dan menikmati menu hidangan tersebut. Oleh karena itu, kita patut bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah haramkan jasadnya dari api neraka.”

Nabi SAW juga bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang mendapatkan keberkahan, Allah SWT telah mewajibkan kepada kalian berpuasa di bulan Ramadhan. Pada bulan itu dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka Jahanam, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan tersebut terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dibanding seribu bulan. Barang siapa yang tidak memperoleh kebajikan di bulan tersebut, maka ia tidak memperoleh kebajikan apa pun" (HR Nasai).

Wujud kegembiraan tersebut dengan kesiapan mental dan jiwa untuk mengisinya dengan berbagai amal saleh, dan itu terjadi jika jiwa kita bersih. Dengan demikian, maka kebersihan jiwa (tazkyatun nafs) menjadi penting dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Bagi bangsa Indonesia, kehadiran Ramadhan tahun ini menjadi berkah tersendiri karena terjadi satu bulan pascapemilu. Sebagai ajang kontestasi politik, tentu telah terjadi persaingan yang sengit satu sama lain, saling menyalahkan dan mengalahkan, serta menyebabkan ketegangan dan disharmoni.

Kehadiran Ramadhan hendaknya dijadikan momentum untuk memperbaiki diri, jujur kepada diri sendiri, saling minta maaf dan memaafkan sehingga hati menjadi bersih dan relasi menjadi rekat kembali.

Allah SWT berfirman, “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" (QS asy-Syams [91]: 9-10).

photo
Persiapan Menyambut Ramadhan (ilustrasi). - (Dok Republika)

sumber : Hikmah Republika oleh Rahmat Hidayat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement